Senin, 23 Maret 2015

[010] Yunus Ayat 017

««•»»
Surah Yunus 17

فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْمُجْرِمُونَ
««•»»
faman azhlamu mimmani iftaraa 'alaa allaahi kadziban aw kadzdzaba bi-aayaatihi innahu laa yuflihu almujrimuuna
««•»»
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat- ayatNya? Sesungguhnya, tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa.
««•»»
So who is a greater wrongdoer than him who fabricates a lie against Allah, or denies His signs? Indeed the guilty will not be felicitous.
««•»»

Ayat ini menerangkan orang yang paling lalim di sisi Allah ialah:
  1. Orang-orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah, seperti yang telah dilakukan orang-orang musyrik karena keingkaran mereka, yaitu meminta Rasulullah menukar ayat-ayat Alquran dengan perkataan yang lain yang tidak bertentangan dengan kepercayaan mereka.
  2. Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah. Ayat ini memberi peringatan bahwa orang-orang yang melakukan salah satu dari perbuatan yang paling lalim itu adalah orang yang pantas mendapat kemurkaan Allah dan siksa-Nya, mereka telah berbuat dosa, mereka tidak akan memperoleh keberuntungan dengan perbuatan-perbuatan itu. Karena itu hendaklah orang-orang yang beriman menjaga dirinya agar jangan sampai melakukan perbuatan-perbuatan tersebut.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka siapakah) artinya, tiada seorang pun (yang lebih lalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah) yaitu dengan melakukan kemusyrikan terhadap Allah (atau mendustakan ayat-ayat-Nya?) yakni Alquran. (Sesungguhnya) pada kenyataannya (tiadalah beruntung) tiadalah berbahagia (orang-orang yang berbuat dosa) yaitu orang-orang musyrik.
««•»»
And who, that is, no one, does greater evil than he who invents a lie against God, by ascribing a partner to Him, or denies His signs?, [denies] the Qur’ān. Surely, it is that, the sinners, the idolaters, shall not prosper, they shall [never] find happiness.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 16][AYAT 18]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
17of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=17&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:17

[010] Yunus Ayat 016

««•»»
Surah Yunus 16

قُلْ لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا تَلَوْتُهُ عَلَيْكُمْ وَلَا أَدْرَاكُمْ بِهِ فَقَدْ لَبِثْتُ فِيكُمْ عُمُرًا مِنْ قَبْلِهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
««•»»
qul law syaa-a allaahu maa talawtuhu 'alaykum walaa adraakum bihi faqad labitstu fiikum 'umuran min qablihi afalaa ta'qiluuna
««•»»
Katakanlah: "Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu". Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya  677 . Maka apakah kamu tidak memikirkannya?
««•»»
Say, ‘Had Allah [so] wished, I would not have recited it to you, nor would He have made it known to you, for I have dwelled among you for a lifetime before it. Do you not apply reason?’
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. mengajarkan jawaban yang akan disampaikan Nabi Muhammad saw. kepada orang-orang musyrik yang mengingkari Alquran itu, yaitu katakanlah hai Muhammad kepada orang-orang yang musyrik: "Jika Allah berkehendak aku tidak akan membacakannya. Aku membacakan Alquran itu kepadamu semata-mata atas perintah Allah dan kehendak-Nya. Seandainya Allah tidak berkehendak menyampaikan Alquran itu kepadamu tentunya Dia tidak akan mengutusku kepadamu, sehingga Alquran yang mengandung petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat ini tidak akan sampai kepadamu.

Allah swt. berfirman:
وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Alquran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
(QS. Al A'raf [7]:52)

Ayat ini menegaskan bahwa Allah swt. telah menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad saw. yang berisi petunjuk bagi kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat, serta menegaskan bahwa Muhammad saw. adalah utusan Allah yang menyampaikan petunjuk itu kepada manusia.

Sebagai bukti kebenaran wahyu yang telah disampaikan itu, maka Allah swt. memerintahkan kepada Nabi saw. agar mengatakan kepada orang musyrik itu: "Aku telah berdiam dan bergaul bersama kamu sekalian lebih dari 40 tahun. Kamu semua telah mengetahui pula sifat-sifat, watak dan kepribandianku, telah mengetahui pula akhlak dan tingkah lakuku, sikap dan keadilanku terhadap kamu semua. Selama itu pula kamu semua mengetahui bahwa aku tidak pernah membaca suatu kitab pun karena aku tidak pandai membaca, aku tidak pernah belajar kepada seorang pun dan tidak pula menyampaikan perkataan yang sama nilainya dengan ayat-ayat Alquran itu. Karena itu pikirkanlah benar-benar, apakah aku mungkin mengadakan kebohongan sebagaimana dugaanmu itu. Kenapa kamu semua meminta kepadaku untuk mengganti ayat-ayat Alquran dengan yang lain?"

Sebagaimana diketahui bahwa tiap-tiap rasul yang diutus Allah swt. kepada kaumnya diberi keistimewaan-keistimewaan oleh Allah swt. sebelum diangkat menjadi rasul, seperti Musa a.s. diberi hikmah dan ilmu di saat-saat ia berumur antara 30 dan 40 tahun, di waktu akalnya telah sempurna,

sebagaimana firman Allah swt.:
وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَاسْتَوَى آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami beri balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
(QS. Al Qashash [28]:14)

Demikian pula Yusuf a.s. telah diberi oleh Allah swt. hikmah dan pengetahuan di saat ia mencapai umur dewasa sebelum diangkat menjadi rasul (lihat surah Yunus 22) seperti ilmu menakbirkan mimpi dan sebagainya.

Nabi Isa a.s. sebelum diangkat menjadi rasul di waktu kecil dalam buaian telah pandai berbicara, dilahirkan tanpa bapak, diberi Al-Kitab dan Al-Hikmah. (Lihat surah Ali Imran: 46, 47, dan 48)

Mengenai Nabi Muhammad saw., beliau telah diberi Allah keistimewaan sebagaimana keistimewaan yang telah diberikan-Nya kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul terdahulu, tetapi beliau diberi keistimewaan yang lain, yaitu keistimewaan yang langsung dirasakan, diyakini dan diketahui oleh seluruh anggota masyarakat Mekah pada waktu itu. Seluruh penduduk Mekah menganggap beliau sebagai seorang kepercayaan yang benar-benar dapat dipercayai, ia dipandang sebagai seorang yang adil dalam menetapkan keputusan, tidak berat sebelah.

Sebagai contoh ialah kebijaksanaan beliau memberi keputusan kepada kabilah-kabilah Quraisy yang meminta beliau memberikan keputusan tentang siapa yang berhak meletakkan kembali Hajarul Aswad ke tempatnya semula. Diceritakan bahwa pemuka-pemuka Quraisy membersihkan dan memperbaiki Kakbah karena itu mereka mengeluarkan Hajarul Aswad dari tempatnya. Setelah Kakbah itu selesai dibersihkan dan diperbaiki, mereka ingin meletakkan kembali Hajarul Aswad ke tempatnya. Para kepala suku kabilah berbeda pendapat dalam menetapkan siapa yang paling berhak meletakkan kembali ke tempatnya itu. Masing-masing kepala kabilah merasa berhak sehingga terjadilah perdebatan dan perselisihan yang hampir menimbulkan pertumpahan darah di antara mereka. Maka salah seorang di antara mereka meminta Muhammad memberikan keputusannya tentang siapa yang lebih berhak meletakkan Hajarul Aswad itu kembali. Apa saja keputusannya akan diikuti. Permintaan orang itu disetujui oleh kepala-kepala kabilah, dan Muhammad bersedia pula memenuhi permintaan mereka. Beliau mengambil sehelai kain dan meletakkan Hajarul Aswad di atasnya, kemudian disuruhnya masing-masing kepala kabilah memegang tepi kain itu dan bersama-sama mengangkatnya, lalu beliau meletakkan Hajarul Aswad di tempatnya semula. Keputusan beliau ini diakui oleh kepala-kepala kabilah sebagai suatu keputusan yang adil dan tepat.

Orang-orang Mekah sangat percaya kepada beliau, karena kepercayaan itu beliau digelari "Al-Amin" (orang kepercayaan). Karena kepercayaan itu pula Khadijah mempercayakan dagangannya kepada beliau yang akhirnya Khadijah menjadi istri beliau. Beliau diakui oleh orang-orang Mekah sebagai orang yang berakhlak mulia, kuat kepribadiannya, disegani dan sebagainya. Setelah beliau diangkat menjadi rasul beliau menyampaikan ayat-ayat Alquran kepada mereka serta mengajak mereka untuk masuk agama Islam, tiba-tiba mereka menuduh Muhammad sebagai seorang pembohong, seorang yang mengganggu ketenteraman umum dan orang yang merubah dan merusak kepercayaan serta adat-istiadat yang telah mereka warisi dari nenek moyang mereka sejak dahulu. Karena kebencian mereka kepada Muhammad, mereka tidak ingat lagi akan sikap dan kepercayaan mereka terhadapnya. Inilah yang dimaksud Allah dengan firman-Nya di atas yang artinya: "Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya."

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah, "Jika Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepada kalian dan aku tidak pula memberitahukan kepada kalian) mengajarkan kepada kalian (mengenainya) huruf laa di sini bermakna nafi atau meniadakan, kemudian diathafkan kepada nafi yang sebelumnya. Menurut qiraat yang lain dianggap sebagai lam yang menjadi jawab daripada huruf lau, dengan demikian berarti niscaya aku akan mengajarkannya kepada kalian dengan bahasa yang bukan bahasaku (Sesungguhnya aku telah tinggal) diam (bersama dengan kalian beberapa lama) yaitu empat puluh tahun (sebelumnya.") selama itu aku belum pernah menceritakan sesuatu kepada kalian (Maka apakah kalian tidak memikirkannya?) bahwasanya Alquran itu bukanlah buatanku sendiri.
««•»»
Say: ‘If God had willed I would not have recited it to you, nor would He have made it known to you, [nor] would He have made you aware of it (the lā [of wa-lā adrākum] is for negation, and is a supplement to what preceded; a variant reading has the lām [sc. la-adrākum, ‘He would have made it known to you’] as the response to the [conditional] law, ‘if’, in other words, He would have made it known to you by the tongue of someone other than myself). For I have already dwelt among you a [whole] lifetime, of forty years, before this [Qur’ān], not relating to you anything [of the sort], so will you not understand?’, that this [Qur’ān] is not from myself?
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 15][AYAT 17]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
16of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=16&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:16

[010] Yunus Ayat 015

««•»»
Surah Yunus 15

وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا ائْتِ بِقُرْآنٍ غَيْرِ هَذَا أَوْ بَدِّلْهُ قُلْ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أُبَدِّلَهُ مِنْ تِلْقَاءِ نَفْسِي إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
««•»»
wa-idzaa tutlaa 'alayhim aayaatunaa bayyinaatin qaala alladziina laa yarjuuna liqaa-anaa i/ti biqur-aanin ghayri haadzaa aw baddilhu qul maa yakuunu lii an ubaddilahu min tilqaa-i nafsii in attabi'u illaa maa yuuhaa ilayya innii akhaafu in 'ashaytu rabbii 'adzaaba yawmin 'azhiimin

««•»»
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: "Datangkanlah Al Qur'an yang lain dari ini {675} atau gantilah dia {676}". Katakanlah: "Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)".
{675} Maksudnya: datangkanlah kitab yang baru untuk Kami baca yang tidak ada di dalamnya hal-hal kebangkitan kubur, hidup sesudah mati dan sebagainya.
{676} Maksudnya: gantilah ayat-ayat yang menerangkan siksa dengan ayat-ayat yang menerangkan rahmat, dan yang mencela tuhan-tuhan Kami dengan yang memujinya dan sebagainya.
««•»»
When Our manifest signs are recited to them, those who do not expect to encounter Us say, ‘Bring a Qurʾān other than this, or alter it.’ Say, ‘I may not alter it of my own accord. I follow only what is revealed to me. Indeed should I disobey my Lord, I fear the punishment of a tremendous day.’
««•»»

Maksud ayat ini ialah apabila kamu (Muhammad) membacakan kepada orang musyrik ayat-ayat Alquran yang diturunkan kepadamu yang mempunyai keindahan bahasa dan isi yang tinggi, yang menunjukkan segala macam kebenaran berdasar alasan-alasan dan bukti-bukti yang kuat, maka mereka akan mengatakan: "Datangkanlah kitab yang lain selain Alquran ini untuk kami yang berisi hal-hal yang tidak bertentangan dengan kepercayaan yang telah kami anut yang tidak mencela tuhan dan sembahan-sembahan kami yang bertentangan dengan adat kebiasaan kami dan tidak mengharamkan apa yang telah kami halalkan.

Dengan permintaan itu mereka bermaksud untuk mematahkan hujah yang dikemukakan Nabi Muhammad saw. Mereka mengharapkan agar Muhammad saw. bersedia mengabulkan permintaan mereka. Jika Muhammad mengabulkan permintaan mereka berarti mereka telah dapat melemahkan alasan-alasan yang dibenarkan oleh Muhammad sendiri.

Maka Allah swt. mengajarkan kepada Muhammad saw. agar dia mengatakan kepada mereka bahwa Alquran itu dari Allah, bukan dari dia sendiri. Jika ia merubah dan menukarkannya, berarti Alquran itu buatannya sendiri bukan dari Allah. Tetapi jawaban yang mereka terima adalah berlawanan dengan harapan mereka, bahkan bernada ancaman dan peringatan yang keras yang menyatakan bahwa karena keingkaran mereka yang sangat itu, maka mereka tidak layak lagi menerima ajaran-ajaran Allah melainkan azab Allahlah yang mereka terima. Nabi saw. menyatakan bahwa tidak layak menukar atau mengganti ayat-ayat Alquran.

Ayat-ayat Alquran itu adalah firman Allah bukan perkataannya karena itu yang berhak mengganti atau merubahnya hanyalah Allah sendiri. Dia hanya seorang rasul utusan Allah karena itu yang ia ikuti hanyalah wahyu yang telah diturunkan Allah kepadanya. Ia tidak akan mengikuti yang selain dari itu. Ia yakin dan percaya bahwa jika ia memperturutkan hawa nafsu dan permintaan orang-orang musyrik itu, berarti ia telah durhaka kepada Allah, yaitu telah mendustakan kalam Allah, mengingkari adanya hari kebangkitan dan sebagainya. Perbuatan yang demikian itu diancam Allah swt. dengan azab yang pedih.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami) yakni Alquran (yang nyata) yang jelas; lafal bayyinaatin kedudukannya menjadi hal atau kata keterangan keadaan (orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata) mereka adalah orang-orang yang tidak takut akan adanya hari pembalasan ("Datangkanlah Alquran yang lain dari ini) yang isinya tidak mengandung celaan kepada tuhan-tuhan kami (atau gantilah dia.") dengan buatanmu sendiri (Katakanlah,) kepada mereka ("Tidaklah pantas) tidak layak (bagiku menggantinya dari pihak) berdasarkan kemauan (diriku sendiri. Aku tidak) tiada lain (hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Rabbku) oleh sebab menggantikan Alquran (kepada siksa hari yang besar.") yaitu hari kiamat.
««•»»
And when Our clear, manifest (bayyināt is a circumstantial qualifier), verses, [from] the Qur’ān, are recited to them, those who do not expect to encounter Us, those who do not fear the Resurrection, say, ‘Bring a Qur’ān other than this, one in which our gods are not denigrated, or change it’, of your own accord. Say, to them: ‘It is not for me to change it of my own accord. I only follow that which is revealed to me. Truly I fear, if I should disobey my Lord, by changing it, the chastisement of a dreadful day’, that is, the Day of Resurrection.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 14][AYAT 16]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
15of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=15&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:15

[010] Yunus Ayat 014

««•»»
Surah Yunus 14
ثُمَّ جَعَلْنَاكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ مِنْ بَعْدِهِمْ لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ
««•»»
tsumma ja'alnaakum khalaa-ifa fii al-ardhi min ba'dihim linanzhura kayfa ta'maluuna
««•»»
Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat.
««•»»
Then We made you successors on the earth after them that We may observe how you will act.
««•»»

Setelah umat-umat yang terdahulu hancur, maka Allah mengganti dengan umat Muhammad saw., umat yang mengikuti agama Islam, agama yang membawa manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Ayat ini merupakan berita gembira bagi pengikut-pengikut Nabi Muhammad saw. yang sedang mendapat tekanan dan siksaan orang-orang musyrik Mekah waktu itu. Dengan ayat ini mereka bertambah yakin akan kebenaran agama Islam dan bertambah yakin pula bahwa perjuangan mereka berhasil dengan kemenangan.

Janji Allah swt. ini sesuai pula dengan firman-Nya:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
(QS. An Nuur [24]:55)

Ayat ini merupakan peringatan pula bagi kaum Muslimin agar selalu meneliti dan berhati-hati tentang apa yang akan mereka lakukan dan mengingatkan akan tugas-tugas yang diberikan Allah swt. kepada manusia sebagai khalifah Allah di bumi.

Di antara tugas khalifatullah fil ardi ialah menegakkan hak dan keadilan di muka bumi, membersihkan alam ini dari perbuatan najis, syirik, fasik serta meninggikan kalimat Allah. Allah akan memperhatikan dan mencatat semua perbuatan manusia dalam melaksanakan tugasnya itu, apakah sesuai dengan yang diperintahkan-Nya atau tidak,

sebagaimana firman-Nya:
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Dan Dialah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa dan adalah Arasy-Nya di atas air agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.
(QS. Huud []:7)

Sehubungan dengan ayat ini Qatadah berkata: "Tuhan kita telah berbuat yang benar. Dia menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi, tidak lain hanyalah untuk melihat amal-amal kita, maka perlihatkanlah kepada Allah amalan-amalan kamu yang baik di malam dan di siang hari."
(Tafsir Al-Maragi, juz XI, hal. 77)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kemudian Kami jadikan kalian) hai penduduk Mekah (pengganti-pengganti) lafal khalaaif adalah bentuk jamak dari lafal khaliifah (di muka bumi sesudah mereka supaya Kami memperhatikan bagaimana kalian berbuat) di muka bumi; apakah kalian mau mengambil pelajaran dari umat-umat terdahulu itu sehingga kalian mau percaya kepada rasul-rasul Kami.
««•»»
Then We made you, O people of Mecca, successors (khalā’if is the plural of khalīfa) in the earth after them, that We might behold how you would behave, in it, and whether you would take heed from their example and believe in Our messengers.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 13][AYAT 15]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
14of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=14&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:14

[010] Yunus Ayat 013

««•»»
Surah Yunus 13

وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ وَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ
««•»»
walaqad ahlaknaa alquruuna min qablikum lammaa zhalamuu wajaa-at-hum rusuluhum bialbayyinaati wamaa kaanuu liyu/minuu kadzaalika najzii alqawma almujrimiina
««•»»
Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa.
««•»»
Certainly We destroyed [several] generations before you when they perpetrated wrongs: their apostles brought them manifest proofs, but they would not have faith. Thus do We requite the guilty lot.
««•»»

Ayat ini menurut lahirnya ditujukan kepada orang kafir Mekah yang selalu memperolok-olokan Nabi Muhammad saw., tetapi termasuk juga di dalamnya seluruh manusia yang bersikap dan bertindak seperti yang telah dilakukan orang-orang kafir Mekah itu.
Allah menegaskan dalam sumpah-Nya dalam ayat ini kepada orang kafir Mekah, bahwa umat-umat dahulu pernah dihancurkan Allah swt. seluruhnya karena kelaliman, kekafiran dan keingkaran kepada Rasul-rasul dan Nabi-nabi yang telah diutus Allah kepada mereka. Padahal Rasul-rasul dan Nabi-nabi itu telah membentangkan jalan kebenaran, yang bila mereka tempuh akan menyampaikan mereka ke tempat yang penuh bahagia.
Orang-orang dahulu pernah dibinasakan Allah, karena kelaliman mereka

Sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِمْ مَوْعِدًا
Dan (penduduk) negeri itu telah kami binasakan ketika mereka berbuat lalim dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.
(QS. Al Kahfi [18];59)

Allah menegaskan bahwa orang-orang lalim dan ingkar itu pasti ditimpa azab yang sangat pedih.

Allah swt. berfirman:
وَإِنْ مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا نَحْنُ مُهْلِكُوهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَوْ مُعَذِّبُوهَا عَذَابًا شَدِيدًا كَانَ ذَلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا
Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya) melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Lauhmahfuz).
(Q.S. Al Israa' [17]:58)

Ada dua macam azab yang pernah ditimpakan Allah swt. kepada orang-orang dahulu karena keingkaran dan kelaliman mereka yaitu:
  1. Dengan memusnahkan seluruh mereka yang mendustakan Rasul dan yang berbuat lalim itu, seperti yang pernah ditimpakan-Nya kepada kaum `Ad, Samud, kaum Nuh dan sebagainya.
  2. Mendatangkan azab berupa kerusakan, kekacauan dalam masyarakat dan sebagainya
Sebagaimana firman Allah swt.:
وَكَمْ قَصَمْنَا مِنْ قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَأَنْشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْمًا آخَرِينَ
Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang lalim yang telah Kami binasakan, dan Kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain (sebagai penggantinya).
(QS. Al Anbiya' [21]:11)

Kerusakan dan kekacauan dalam masyarakat itu terjadi ialah karena banyaknya pribadi-pribadi yang telah rusak, kemewahan yang berlebihan, suka hidup berfoya-foya memperturutkan syahwat dan hawa nafsu, kerusakan akhlak dan sebagainya yang mengakibatkan golongan yang lemah di antara mereka berada di bawah kekuasaan golongan yang kuat. Akan tetapi jika mereka mendustakan Rasul yang membawa keterangan dan petunjuk dan mereka tidak mempunyai kesediaan lagi dalam diri mereka untuk menerima ajaran yang dibawa Rasul-rasul itu karena telah terbiasa berlaku lalim, kafir dan hidup mementingkan kesenangan duniawi itu, sehingga iman mereka tidak dapat diharapkan sedikit pun lagi, maka Allah menghancurkan dan memusnahkan mereka.

Demikianlah Allah swt. memberikan balasan kepada orang-orang yang lalim dan mengerjakan perbuatan dosa, yaitu ada kalanya menghancurkannya sekaligus, atau mendatangkan azab berupa kerusakan dan kehancuran dalam masyarakat mereka. Hal ini merupakan peringatan-peringatan keras dari Allah kepada orang-orang musyrik Mekah yang mendustakan Rasulullah saw.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat) generasi-generasi (yang sebelum kalian) hai penduduk Mekah (ketika mereka berbuat kelaliman) yaitu dengan melakukan kemusyrikan (padahal) sungguh (telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata) bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran risalah mereka (tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman) kalimat ayat ini di'athafkan pada lafal lammaa zhalamuu. (Demikianlah) seperti yang telah Kami binasakan mereka (Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa) yaitu orang-orang kafir.
««•»»
And indeed We have destroyed generations, communities, before you, O people of Mecca, when they did evil, by way of idolatry, and, indeed, their messengers brought them clear proofs, indicating their truthfulness; but they would not believe (wa-mā kānū li-yu’minū: this is a supplement to zalamū, ‘they did evil’). So, just as We destroyed those, We shall requite the sinning, the unbelieving, folk.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 12][AYAT 14]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
13of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=13&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:13

Minggu, 15 Maret 2015

[010] Yunus Ayat 012

««•»»
Surah Yunus 12

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَسَّهُ كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
««•»»
wa-idzaa massa al-insaana aldhdhurru da'aanaa lijanbihi aw qaa'idan aw qaa-iman falammaa kasyafnaa 'anhu dhurrahu marra ka-an lam yad'unaa ilaa dhurrin massahu kadzaalika zuyyina lilmusrifiina maa kaanuu ya'maluuna
««•»»
Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo'a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo'a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.
««•»»
When distress befalls man, he supplicates Us, [lying] on his side, sitting, or standing; but when We remove his distress, he passes on as if he had never supplicated Us concerning the distress that had befallen him. To the profligate is thus presented as decorous what they have been doing.
««•»»

Pada ayat-ayat ini Allah swt. menerangkan tabiat dan watak manusia yang lain, yaitu apabila mereka ditimpa kemudaratan, musibah atau kesulitan, mereka ingat kepada Allah swt. dan berdoa kepada-Nya dalam keadaan berbaring duduk dan berdiri agar semuanya itu dihindarkan dan dihilangkan dari mereka. Sebaliknya jika bahaya kesengsaraan dan kesulitan itu telah lenyap dan mereka telah menikmati rahmat, nikmat dan karunia Allah, mereka berangsur-angsur lupa kepada Pemberi rahmat dan karunia itu, maka mereka mulai kafir kepada Allah.

Ayat ini menunjukkan kelemahan-kelemahan manusia di kala ia menerima cobaan dari Allah swt. dan menunjukkan pula ketergantungan manusia kepada rahmat dan karunia Tuhan Pencipta dan Yang Mengatur kehidupannya. Karena itu hendaklah orang-orang yang beriman mengingat-ingatnya dan jangan lupa kepada Pencipta dan Pengawasnya, baik dalam keadaan kesulitan dan bahaya maupun dalam keadaan lapang dan senang. Semuanya itu merupakan cobaan Tuhan kepada hamba-hamba-Nya untuk menguji kekuatan iman mereka. Orang-orang yang berhasil mengatasi segala cobaan yang dialaminya baik berupa kesulitan maupun berupa kesenangan, mereka itulah yang berhak memperoleh kebahagiaan abadi di dunia dan di akhirat.

Orang-orang yang melampaui batas dan orang-orang yang sesat seperti orang-orang musyrik Mekah adalah orang-orang yang telah dipalingkan hatinya oleh setan. Setan telah menjadikan mereka memandang baik perbuatan buruk yang telah mereka kerjakan, sehingga apabila bahaya telah lenyap mereka akan kembali sesat dan mendurhakai Tuhan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan apabila manusia ditimpa) yang dimaksud adalah orang kafir (bahaya) berupa penyakit dan kefakiran (dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring) membaringkan diri (atau duduk, atau berdiri) artinya dalam semua keadaan (tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya dia kembali) kepada kekafirannya (seolah-olah) lafal ka-an berasal dari ka-anna yang ditakhfifkan sedangkan isimnya tidak disebutkan. Lengkapnya ka-annahu, artinya seolah-olah dia (tidak pernah berdoa kepada Kami untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Begitulah) sifat orang kafir, yaitu berdoa di kala tertimpa bahaya dan berpaling di kala hidup sejahtera (orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik) yang dimaksud adalah orang-orang musyrik (apa yang selalu mereka kerjakan).

««•»»
If misfortune, illness or poverty, should befall a, disbelieving, man, he calls upon Us on his side, that is, lying down, or sitting or standing, in other words, in every state; but when We have relieved him of his misfortune, he passes on, in his unbelief, as if (ka-an is softened, its subject omitted, in other words [read as] ka-annahu) he had never called upon Us because of a misfortune that befell him. So, in the same way that supplication during misfortune and abstention [from supplication] in times of comfort were adorned for him, is adorned for the prodigal, the idolaters, that which they do.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 11][AYAT 13]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
12of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:12