Sabtu, 18 April 2015

[010] Yunus Ayat 018

««•»»
Surah Yunus 18

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
««•»»
waya'buduuna min duuni allaahi maa laa yadhurruhum walaa yanfa'uhum wayaquuluuna haaulaa-i syufa'aaunaa 'inda allaahi qul atunabbi-uuna allaaha bimaa laa ya'lamu fii alssamaawaati walaa fii al-ardhi subhaanahu wata'aalaa 'ammaa yusyrikuuna
««•»»
Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa'atan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi  678 ?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu).
««•»»
They worship besides Allah that which neither causes them any harm, nor brings them any benefit, and they say, ‘These are our intercessors with Allah.’ Say, ‘Will you inform Allah about something He does not know in the heavens or on the earth?’ Immaculate is He and exalted above [having] any partners that they ascribe [to Him]!
««•»»

Pada ayat terdahulu Allah swt. menerangkan permintaan orang-orang musyrikin kepada Nabi Muhammad saw. agar menukar atau mengganti ayat-ayat Alquran yang bertentangan dengan kepercayaan mereka dan yang mencela sembahan-sembahan mereka dengan ayat yang tidak menentang dan mencelanya, maka pada ayat ini Allah menerangkan kebodohan orang-orang musyrik yang menyembah patung dan berhala yang tidak dapat memberi mudarat dan tidak pula memberi manfaat sedikit pun bahkan mereka menyatakan bahwa berhala-berhala itu dapat memberi syafaat kepada mereka.

Ayat ini menerangkan bentuk kepercayaan orang-orang Arab Jahiliah. Mereka menyembah berhala di samping menyembah Allah, karena mereka percaya bahwa patung-patung dan berhala-berhala itu dapat memberi manfaat kepada mereka sebagaimana pula ia dapat memberi mudarat, jika mereka melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan kemarahannya.

Padahal jika mereka pikirkan benar-benar bahwa patung itu adalah benda mati yang dibuat oleh tangan mereka sendiri, karena itu berhala-berhala itu tidak akan dapat menimbulkan mudarat atau manfaat kepada sesuatu pun tentulah mereka tidak akan menyembahnya. Yang berhak disembah itu ialah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta.

Orang-orang Arab pada masa jahiliah menganut bermacam-macam agama dan kepercayaan serta mempunyai beberapa cara dalam melakukan ibadat kepada sembahan-sembahan mereka itu. Tetapi semua kepercayaan itu mempercayai bahwa Tuhan itu banyak bukan Esa atau dengan perkataan lain mereka mempersekutukan Allah dengan yang lain.

Di antara mereka ada pula yang memeluk agama Yahudi seperti sebagian penduduk Madinah dan sebagian penduduk Yaman, dan ada pula yang memeluk agama Nasrani seperti penduduk Gassan dan penduduk Najran, demikian pula segolongan suku Aus dan Khazraj yang tinggal di daerah yang berbatasan dengan Khaibar, Kuraizah dan Bani Nadir.

Di antara mereka ada pula yang beragama Sabiin, yaitu mereka yang telah keluar dari agama yang mereka anut dan ada pula di antara mereka yang tidak percaya kepada adanya hari kebangkitan.

Kemudian Allah menerangkan sikap orang-orang Arab terhadap berhala-berhala, di antaranya ada yang mengatakan: "Kami percaya bahwa berhala itu tidak dapat mendatangkan kemudaratan dan manfaat tetapi kami percaya bahwa sembahan-sembahan itulah yang akan menjadi perantara bagi kami untuk memohonkan syafaat bagi kami di sisi Allah, dan itulah jalan yang terdekat."

Karena itulah kami bernazar, menyembelih kurban dan berdoa kepada sembahan-sembahan itu dan menyebut nama-namanya. Dengan melakukan yang demikian kami merasa bertambah dekat kepada Allah.

Diriwayatkan oleh Ikrimah bahwa Nadar bin Haris pernah berkata: "Apabila hari telah kiamat, maka Lata dan Uzza akan memberi syafaat kepadaku."

Dari keterangan di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa pokok dari kepercayaan Arab jahiliah ialah bahwa sekali pun mereka mempercayai bahwa Tuhan Maha Pencipta itu ada, tetapi dalam hubungan antara Tuhan dan manusia itu memerlukan perantara (wasilah) yang akan menyampaikan permohonan manusia kepada Tuhannya.

Kemudian Allah swt. memerintahkan agar Nabi Muhammad saw. menyampaikan kepada orang-orang musyrik itu sesuatu yang dapat membuktikan kebohongan mereka itu dan sesuatu yang dapat membantah perkataan mereka, yaitu: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah sesuatu yang tidak diketahui-Nya, yaitu bahwa ada pemberi syafaat di langit dan di bumi yang dapat memberikan syafaat itu sebagai perantara antara Allah dan makhluk-Nya padahal seandainya ada tentu Allah mengetahuinya.

Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang tidak diketahui Allah, ada dan tidak adanya sesuatu semata-mata menurut kehendak Allah, apalagi syafaat itu hanya diberikan semata-mata dengan izin Allah dan hanya diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Bahkan Rasulullah saw. tidak sanggup menarik kemanfaatan untuk dirinya, begitu pula menolak kemudaratan kecuali dengan izin Allah.

Sebagai firman Allah swt.:
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan."
(Q.S. Al-A'raf: 188)

Akhir ayat ini menerangkan kemahasucian Allah, Tuhan semesta alam dari persekutuan sebagai yang dikatakan orang-orang musyrik itu.

Ayat ini mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan hanyalah diterangkan dengan perantaraan wahyu yang disampaikan kepada Rasul-Nya, demikian pula segala sesuatu itu diketahui Allah baik yang tersembunyi maupun yang nyata.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan mereka menyembah selain daripada Allah) (apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan) jika mereka tidak menyembahnya (dan tidak pula kemanfaatan) jika mereka menyembahnya, yang dimaksud adalah berhala-berhala yang mereka sembah itu (dan mereka berkata,) tentang berhala-berhala itu.

("Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah." Katakanlah) kepada mereka ("Apakah kalian mengabarkan kepada Allah) menceritakan kepada-Nya (apa yang tidak diketahui-Nya di langit dan tidak pula di bumi?") Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna ingkar, karena seandainya Dia mempunyai sekutu niscaya Dia akan mengetahui sekutunya itu karena sesungguhnya tiada sesuatu pun yang samar bagi-Nya.

(Maha Suci Allah) dari hal-hal yang tidak layak bagi-Nya (dan Maha Tinggi daripada apa yang mereka persekutukan itu) bersama Allah.
««•»»
And they worship, besides God, that is, other than Him, that which can neither hurt them, should they not worship it, nor profit them, if they do worship it — and these are the idols; and they say, of them: ‘These are our intercessors with God’. Say, to them: ‘Would you tell, would you inform, God of what He does not know in the heavens or in the earth?’ (the interrogative is meant as a disavowal), for if He had a partner, He [Himself] would know it, since nothing can be hidden from Him. Glory be to Him!, in [affirmation of] His transcendence, and High be He exalted above what they associate! with Him.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 17][AYAT 19]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
18of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=18&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar