
Surah Yunus 11
وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ فَنَذَرُ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
««•»»
walaw yu'ajjilu allaahu lilnnaasi alsysyarra isti'jaalahum bialkhayri laqudhiya ilayhim ajaluhum fanadzaru alladziina laa yarjuuna liqaa-anaa fii thughyaanihim ya'mahuuna
««•»»
Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimangan di dalam kesesatan mereka.
««•»»
Were Allah to hasten ill[That is, punishment.] for mankind with their haste for good, their term would have been over. But We leave those who do not expect to encounter Us bewildered in their rebellion.
««•»»
Ayat ini menerangkan salah satu sifat dan watak manusia ialah ingin disegerakan terjadi atas dirinya sesuatu keburukan, kemudaratan dan siksa sebagaimana keinginannya disegerakan datangnya kebaikan, kemanfaatan atau pahala. Padahal mereka telah mengetahui bahwa semuanya itu terjadi atas kehendak Allah sesuai dengan hukum-hukum-Nya dan sesuai pula dengan ketetapan dan aturannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا سُنَّةَ الْأَوَّلِينَ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلًا
Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunah (Allah yang berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapatkan penggantian bagi sunah Allah dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunah Allah itu.
(QS. Faathir [35]:43)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا
Sebagai suatu sunatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu.
(QS. Al-Fath [48]:23)
Pada ayat-ayat Alquran yang lain dijelaskan sifat tergesa-gesa yang ada pada manusia,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا
Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.
(QS. Al Israa' [17]:11)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab)-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.
(QS. Al Anbiya' [21]:37)
Sifat tergesa-gesa ingin memperoleh kebaikan dan kesenangan pada manusia itu adalah karena keinginan mereka memperoleh sesuatu dengan segera manfaat dari sesuatu dalam waktu dekat, padahal mereka mengetahui bahwa segala sesuatu ada prosesnya. Untuk mengikuti proses satu usaha itu memerlukan keimanan yang kuat, kesabaran dan keuletan. Mustahil mereka akan mencapai suatu kesenangan, tetapi mereka tidak berusaha mencapainya dengan mengikuti jalan-jalannya.
Lain halnya dengan keinginan manusia mengalami suatu siksaan, bahaya atau malapetaka. Keinginan ini timbul karena kebodohan, kedurhakaan dan keingkaran mereka terhadap Nabi Muhammad Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam atau karena mereka ingin memperolok-olokan sesuatu yang tidak mereka inginkan itu, atau karena kemarahan dan kebencian mereka terhadap sesuatu dan sebagainya, seperti yang terjadi atas orang-orang yang putus asa dalam kehidupannya, maka ia memohon kematian atas dirinya. Demikian pula orang-orang kafir yang tidak menginginkan sesuatu yang disampaikan Rasul Allah, lalu minta bukti dengan segera mendatangkan azab kepada mereka itu.
Keinginan dan permintaan mereka itu dijawab oleh Allah dengan tegas. Seandainya Allah mau memperkenankan doa dan permintaan manusia supaya ditimpakan azab kepada mereka atau suatu malapetaka yang permintaan itu mereka ajukan semata-mata karena kebodohan atau ingin melemahkan bukti-bukti kenabian yang disampaikan kepada mereka, seperti yang pernah diminta oleh orang-orang musyrik Mekah, tentulah Allah Subhanahu wa Ta'ala akan segera memperkenankannya, dan memperkenankan itu amat mudah bagi Allah.
Permintaan ini sering diajukan orang-orang musyrik Mekah kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam yang menyampaikan agama Allah kepada mereka. Mereka meminta yang bukan-bukan kepada Nabi, seperti meminta datangnya azab kepada mereka sebagaimana yang pernah didatangkan kepada bangsa-bangsa dahulu kala, minta datangnya kiamat, dan
sebagainya sebagaimana firman Allah:
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ وَقَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمُ الْمَثُلَاتُ وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ لِلنَّاسِ عَلَى ظُلْمِهِمْ وَإِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيدُ الْعِقَابِ
Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan (datangnya) siksa sebelum (mereka meminta) kebaikan padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka lalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksanya.
(QS. Ar Ra'ad [13]:6)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَوْلَا أَجَلٌ مُسَمًّى لَجَاءَهُمُ الْعَذَابُ وَلَيَأْتِيَنَّهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
"Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidaklah karena waktu yang telah ditetapkan, benar-benar telah datang azab kepada mereka dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya.
(QS. Al Ankabut [29]:53)
Bahkan orang-orang musyrik itu karena keingkarannya yang sangat kepada Alquran berani berdoa agar disegerakan azab atas mereka seandainya yang disampaikan Muhammad itu adalah benar.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Dan (ingatlah) ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Alquran) ini dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih."
(QS. Al-Anfal [8]:32)
Orang-orang musyrik yang mengingkari adanya hari kiamat menantang Rasulullah agar disegerakan datangnya hari kiamat itu,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا وَالَّذِينَ آمَنُوا مُشْفِقُونَ مِنْهَا وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا الْحَقُّ أَلَا إِنَّ الَّذِينَ يُمَارُونَ فِي السَّاعَةِ لَفِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ
Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya kiamat itu benar-benar dalam kesesatan yang jauh.
(QS. Asy Syura [42]:18)
Tujuan orang-orang musyrik meminta kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam agar didatangkan yang bukan-bukan itu, bukanlah karena mereka tidak percaya kepadanya tetapi semata-mata untuk membantah dan melemahkan hujah Nabi, memperolok-olokan ayat-ayat Alquran yang disampaikan kepada mereka dan untuk mengatakan kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bahwa mereka sangat mengingkari segala macam yang disampaikan beliau kepada mereka. Adakalanya di antara mereka telah yakin dan percaya kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam tetapi rasa dengki kepada Muhammad dan fanatik kepada agama nenek moyang mereka menyebabkan mereka tetap mengingkarinya.
Dari ayat ini dipahami pula jawaban Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada mereka bahwa Allah tidak akan memperkenankan doa dan permintaan mereka, dan tidak menghendaki kehancuran mereka seperti yang telah dialami oleh umat yang telah lalu, tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka. Muhammad diutus sebagai nabi dan rasul terakhir kepada seluruh manusia, dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Karena itu Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat walaupun mereka tetap dalam keingkaran dan kekafirannya, biarlah mereka bergelimang dalam kesesatan mereka sampai nanti Allah Subhanahu wa Ta'ala mengazab mereka dengan azab yang pedih.
Selain dari itu Allah tidak akan mendatangkan azab kepada mereka di dunia sebagaimana yang telah ditimpakan kepada umat-umat yang dahulu, karena seandainya Allah menimpakan azab kepada mereka, tentu mereka akan musnah semuanya, dan kemusnahan itu akan menimpa pula orang-orang yang beriman yang hidup dan berdiam di antara mereka,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan, maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.
(QS. An Nahl [16]:61)
وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ فَنَذَرُ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
««•»»
walaw yu'ajjilu allaahu lilnnaasi alsysyarra isti'jaalahum bialkhayri laqudhiya ilayhim ajaluhum fanadzaru alladziina laa yarjuuna liqaa-anaa fii thughyaanihim ya'mahuuna
««•»»
Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimangan di dalam kesesatan mereka.
««•»»
Were Allah to hasten ill[That is, punishment.] for mankind with their haste for good, their term would have been over. But We leave those who do not expect to encounter Us bewildered in their rebellion.
««•»»
Ayat ini menerangkan salah satu sifat dan watak manusia ialah ingin disegerakan terjadi atas dirinya sesuatu keburukan, kemudaratan dan siksa sebagaimana keinginannya disegerakan datangnya kebaikan, kemanfaatan atau pahala. Padahal mereka telah mengetahui bahwa semuanya itu terjadi atas kehendak Allah sesuai dengan hukum-hukum-Nya dan sesuai pula dengan ketetapan dan aturannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا سُنَّةَ الْأَوَّلِينَ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلًا
Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunah (Allah yang berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapatkan penggantian bagi sunah Allah dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunah Allah itu.
(QS. Faathir [35]:43)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا
Sebagai suatu sunatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu.
(QS. Al-Fath [48]:23)
Pada ayat-ayat Alquran yang lain dijelaskan sifat tergesa-gesa yang ada pada manusia,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا
Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.
(QS. Al Israa' [17]:11)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab)-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.
(QS. Al Anbiya' [21]:37)
Sifat tergesa-gesa ingin memperoleh kebaikan dan kesenangan pada manusia itu adalah karena keinginan mereka memperoleh sesuatu dengan segera manfaat dari sesuatu dalam waktu dekat, padahal mereka mengetahui bahwa segala sesuatu ada prosesnya. Untuk mengikuti proses satu usaha itu memerlukan keimanan yang kuat, kesabaran dan keuletan. Mustahil mereka akan mencapai suatu kesenangan, tetapi mereka tidak berusaha mencapainya dengan mengikuti jalan-jalannya.
Lain halnya dengan keinginan manusia mengalami suatu siksaan, bahaya atau malapetaka. Keinginan ini timbul karena kebodohan, kedurhakaan dan keingkaran mereka terhadap Nabi Muhammad Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam atau karena mereka ingin memperolok-olokan sesuatu yang tidak mereka inginkan itu, atau karena kemarahan dan kebencian mereka terhadap sesuatu dan sebagainya, seperti yang terjadi atas orang-orang yang putus asa dalam kehidupannya, maka ia memohon kematian atas dirinya. Demikian pula orang-orang kafir yang tidak menginginkan sesuatu yang disampaikan Rasul Allah, lalu minta bukti dengan segera mendatangkan azab kepada mereka itu.
Keinginan dan permintaan mereka itu dijawab oleh Allah dengan tegas. Seandainya Allah mau memperkenankan doa dan permintaan manusia supaya ditimpakan azab kepada mereka atau suatu malapetaka yang permintaan itu mereka ajukan semata-mata karena kebodohan atau ingin melemahkan bukti-bukti kenabian yang disampaikan kepada mereka, seperti yang pernah diminta oleh orang-orang musyrik Mekah, tentulah Allah Subhanahu wa Ta'ala akan segera memperkenankannya, dan memperkenankan itu amat mudah bagi Allah.
Permintaan ini sering diajukan orang-orang musyrik Mekah kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam yang menyampaikan agama Allah kepada mereka. Mereka meminta yang bukan-bukan kepada Nabi, seperti meminta datangnya azab kepada mereka sebagaimana yang pernah didatangkan kepada bangsa-bangsa dahulu kala, minta datangnya kiamat, dan
sebagainya sebagaimana firman Allah:
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ وَقَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمُ الْمَثُلَاتُ وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ لِلنَّاسِ عَلَى ظُلْمِهِمْ وَإِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيدُ الْعِقَابِ
Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan (datangnya) siksa sebelum (mereka meminta) kebaikan padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka lalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksanya.
(QS. Ar Ra'ad [13]:6)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَوْلَا أَجَلٌ مُسَمًّى لَجَاءَهُمُ الْعَذَابُ وَلَيَأْتِيَنَّهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
"Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidaklah karena waktu yang telah ditetapkan, benar-benar telah datang azab kepada mereka dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya.
(QS. Al Ankabut [29]:53)
Bahkan orang-orang musyrik itu karena keingkarannya yang sangat kepada Alquran berani berdoa agar disegerakan azab atas mereka seandainya yang disampaikan Muhammad itu adalah benar.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Dan (ingatlah) ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Alquran) ini dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih."
(QS. Al-Anfal [8]:32)
Orang-orang musyrik yang mengingkari adanya hari kiamat menantang Rasulullah agar disegerakan datangnya hari kiamat itu,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا وَالَّذِينَ آمَنُوا مُشْفِقُونَ مِنْهَا وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا الْحَقُّ أَلَا إِنَّ الَّذِينَ يُمَارُونَ فِي السَّاعَةِ لَفِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ
Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya kiamat itu benar-benar dalam kesesatan yang jauh.
(QS. Asy Syura [42]:18)
Tujuan orang-orang musyrik meminta kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam agar didatangkan yang bukan-bukan itu, bukanlah karena mereka tidak percaya kepadanya tetapi semata-mata untuk membantah dan melemahkan hujah Nabi, memperolok-olokan ayat-ayat Alquran yang disampaikan kepada mereka dan untuk mengatakan kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bahwa mereka sangat mengingkari segala macam yang disampaikan beliau kepada mereka. Adakalanya di antara mereka telah yakin dan percaya kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam tetapi rasa dengki kepada Muhammad dan fanatik kepada agama nenek moyang mereka menyebabkan mereka tetap mengingkarinya.
Dari ayat ini dipahami pula jawaban Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada mereka bahwa Allah tidak akan memperkenankan doa dan permintaan mereka, dan tidak menghendaki kehancuran mereka seperti yang telah dialami oleh umat yang telah lalu, tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka. Muhammad diutus sebagai nabi dan rasul terakhir kepada seluruh manusia, dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Karena itu Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat walaupun mereka tetap dalam keingkaran dan kekafirannya, biarlah mereka bergelimang dalam kesesatan mereka sampai nanti Allah Subhanahu wa Ta'ala mengazab mereka dengan azab yang pedih.
Selain dari itu Allah tidak akan mendatangkan azab kepada mereka di dunia sebagaimana yang telah ditimpakan kepada umat-umat yang dahulu, karena seandainya Allah menimpakan azab kepada mereka, tentu mereka akan musnah semuanya, dan kemusnahan itu akan menimpa pula orang-orang yang beriman yang hidup dan berdiam di antara mereka,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan, maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.
(QS. An Nahl [16]:61)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan) artinya sama seperti mereka meminta mendapatkan dengan segera (kebaikan, pastilah diakhiri) boleh dibaca laqudhiya atau laqadha (umur mereka) lafal ajaluhum dapat dibaca rafa` yakni menjadi ajaluhum dan dapat pula dibaca nashab hingga menjadi ajalahum; seumpamanya Allah membinasakan mereka dengan segera akan tetapi ternyata Allah menangguhkan (Maka Kami biarkan) Kami tinggalkan (orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami bergelimang di dalam kesesatan mereka) mereka hidup diselimuti oleh keraguan yang membingungkan.
««•»»
When the idolaters sought to hasten [their] chastisement, the following was revealed: And if God should hasten for mankind evil as they would hasten good, their term [of life] would already have been concluded for them (read as the passive, with nominative ajaluhum [sc. la-qudiya ajaluhum]; or read as the active with accusative ajalahum [sc. la-qadā ajalahum, ‘He would have already concluded their term’]), by His destroying them, but He gives them respite. But We leave those, who do not expect to encounter Us, to wander blindly in their insolence, hesistant and perplexed.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 10]•[AYAT 12]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:11