Kamis, 26 Februari 2015

[010] Yunus Ayat 011

««•»»
Surah Yunus 11

وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ فَنَذَرُ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
««•»»
walaw yu'ajjilu allaahu lilnnaasi alsysyarra isti'jaalahum bialkhayri laqudhiya ilayhim ajaluhum fanadzaru alladziina laa yarjuuna liqaa-anaa fii thughyaanihim ya'mahuuna
««•»»
Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimangan di dalam kesesatan mereka.
««•»»
Were Allah to hasten ill[That is, punishment.] for mankind with their haste for good, their term would have been over. But We leave those who do not expect to encounter Us bewildered in their rebellion.
««•»»

Ayat ini menerangkan salah satu sifat dan watak manusia ialah ingin disegerakan terjadi atas dirinya sesuatu keburukan, kemudaratan dan siksa sebagaimana keinginannya disegerakan datangnya kebaikan, kemanfaatan atau pahala. Padahal mereka telah mengetahui bahwa semuanya itu terjadi atas kehendak Allah sesuai dengan hukum-hukum-Nya dan sesuai pula dengan ketetapan dan aturannya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا سُنَّةَ الْأَوَّلِينَ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلًا
Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunah (Allah yang berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapatkan penggantian bagi sunah Allah dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunah Allah itu.
(QS. Faathir [35]:43)

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا
Sebagai suatu sunatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu.
(QS. Al-Fath [48]:23)

Pada ayat-ayat Alquran yang lain dijelaskan sifat tergesa-gesa yang ada pada manusia,

sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا
Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.
(QS. Al Israa' [17]:11)

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab)-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.
(QS. Al Anbiya' [21]:37)

Sifat tergesa-gesa ingin memperoleh kebaikan dan kesenangan pada manusia itu adalah karena keinginan mereka memperoleh sesuatu dengan segera manfaat dari sesuatu dalam waktu dekat, padahal mereka mengetahui bahwa segala sesuatu ada prosesnya. Untuk mengikuti proses satu usaha itu memerlukan keimanan yang kuat, kesabaran dan keuletan. Mustahil mereka akan mencapai suatu kesenangan, tetapi mereka tidak berusaha mencapainya dengan mengikuti jalan-jalannya.

Lain halnya dengan keinginan manusia mengalami suatu siksaan, bahaya atau malapetaka. Keinginan ini timbul karena kebodohan, kedurhakaan dan keingkaran mereka terhadap Nabi Muhammad Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam atau karena mereka ingin memperolok-olokan sesuatu yang tidak mereka inginkan itu, atau karena kemarahan dan kebencian mereka terhadap sesuatu dan sebagainya, seperti yang terjadi atas orang-orang yang putus asa dalam kehidupannya, maka ia memohon kematian atas dirinya. Demikian pula orang-orang kafir yang tidak menginginkan sesuatu yang disampaikan Rasul Allah, lalu minta bukti dengan segera mendatangkan azab kepada mereka itu.

Keinginan dan permintaan mereka itu dijawab oleh Allah dengan tegas. Seandainya Allah mau memperkenankan doa dan permintaan manusia supaya ditimpakan azab kepada mereka atau suatu malapetaka yang permintaan itu mereka ajukan semata-mata karena kebodohan atau ingin melemahkan bukti-bukti kenabian yang disampaikan kepada mereka, seperti yang pernah diminta oleh orang-orang musyrik Mekah, tentulah Allah Subhanahu wa Ta'ala akan segera memperkenankannya, dan memperkenankan itu amat mudah bagi Allah.

Permintaan ini sering diajukan orang-orang musyrik Mekah kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam yang menyampaikan agama Allah kepada mereka. Mereka meminta yang bukan-bukan kepada Nabi, seperti meminta datangnya azab kepada mereka sebagaimana yang pernah didatangkan kepada bangsa-bangsa dahulu kala, minta datangnya kiamat, dan

sebagainya sebagaimana firman Allah:
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ وَقَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمُ الْمَثُلَاتُ وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ لِلنَّاسِ عَلَى ظُلْمِهِمْ وَإِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيدُ الْعِقَابِ
Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan (datangnya) siksa sebelum (mereka meminta) kebaikan padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka lalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksanya.
(QS. Ar Ra'ad [13]:6)

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَوْلَا أَجَلٌ مُسَمًّى لَجَاءَهُمُ الْعَذَابُ وَلَيَأْتِيَنَّهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
"Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidaklah karena waktu yang telah ditetapkan, benar-benar telah datang azab kepada mereka dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya.
(QS. Al Ankabut [29]:53)

Bahkan orang-orang musyrik itu karena keingkarannya yang sangat kepada Alquran berani berdoa agar disegerakan azab atas mereka seandainya yang disampaikan Muhammad itu adalah benar.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Dan (ingatlah) ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Alquran) ini dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih."
(QS. Al-Anfal [8]:32)
Orang-orang musyrik yang mengingkari adanya hari kiamat menantang Rasulullah agar disegerakan datangnya hari kiamat itu,

sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا وَالَّذِينَ آمَنُوا مُشْفِقُونَ مِنْهَا وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا الْحَقُّ أَلَا إِنَّ الَّذِينَ يُمَارُونَ فِي السَّاعَةِ لَفِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ
Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya kiamat itu benar-benar dalam kesesatan yang jauh.
(QS. Asy Syura [42]:18)

Tujuan orang-orang musyrik meminta kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam agar didatangkan yang bukan-bukan itu, bukanlah karena mereka tidak percaya kepadanya tetapi semata-mata untuk membantah dan melemahkan hujah Nabi, memperolok-olokan ayat-ayat Alquran yang disampaikan kepada mereka dan untuk mengatakan kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bahwa mereka sangat mengingkari segala macam yang disampaikan beliau kepada mereka. Adakalanya di antara mereka telah yakin dan percaya kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam tetapi rasa dengki kepada Muhammad dan fanatik kepada agama nenek moyang mereka menyebabkan mereka tetap mengingkarinya.

Dari ayat ini dipahami pula jawaban Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada mereka bahwa Allah tidak akan memperkenankan doa dan permintaan mereka, dan tidak menghendaki kehancuran mereka seperti yang telah dialami oleh umat yang telah lalu, tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka. Muhammad diutus sebagai nabi dan rasul terakhir kepada seluruh manusia, dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Karena itu Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat walaupun mereka tetap dalam keingkaran dan kekafirannya, biarlah mereka bergelimang dalam kesesatan mereka sampai nanti Allah Subhanahu wa Ta'ala mengazab mereka dengan azab yang pedih.

Selain dari itu Allah tidak akan mendatangkan azab kepada mereka di dunia sebagaimana yang telah ditimpakan kepada umat-umat yang dahulu, karena seandainya Allah menimpakan azab kepada mereka, tentu mereka akan musnah semuanya, dan kemusnahan itu akan menimpa pula orang-orang yang beriman yang hidup dan berdiam di antara mereka,

sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan, maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.
(QS. An Nahl [16]:61)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan) artinya sama seperti mereka meminta mendapatkan dengan segera (kebaikan, pastilah diakhiri) boleh dibaca laqudhiya atau laqadha (umur mereka) lafal ajaluhum dapat dibaca rafa` yakni menjadi ajaluhum dan dapat pula dibaca nashab hingga menjadi ajalahum; seumpamanya Allah membinasakan mereka dengan segera akan tetapi ternyata Allah menangguhkan (Maka Kami biarkan) Kami tinggalkan (orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami bergelimang di dalam kesesatan mereka) mereka hidup diselimuti oleh keraguan yang membingungkan.
««•»»
When the idolaters sought to hasten [their] chastisement, the following was revealed: And if God should hasten for mankind evil as they would hasten good, their term [of life] would already have been concluded for them (read as the passive, with nominative ajaluhum [sc. la-qudiya ajaluhum]; or read as the active with accusative ajalahum [sc. la-qadā ajalahum, ‘He would have already concluded their term’]), by His destroying them, but He gives them respite. But We leave those, who do not expect to encounter Us, to wander blindly in their insolence, hesistant and perplexed.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 10][AYAT 12]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:11

[010] Yunus Ayat 010

««•»»
Surah Yunus 10

دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
««•»»
da'waahum fiihaa subhaanaka allaahumma watahiyyatuhum fiihaa salaamun waaakhiru da'waahum ani alhamdu lillaahi rabbi al'aalamiina
««•»»
Do'a {671} mereka di dalamnya ialah: "Subhanakallahumma" {672}, dan salam penghormatan mereka ialah: "Salam" {673}. Dan penutup do'a mereka ialah: "Alhamdulilaahi Rabbil 'aalamin {674}.
{671} Maksudnya: puja dan puji mereka kepada Allah.
{672} Artinya: Maha suci Engkau, Wahai Tuhan kami.
{673} Artinya: sejahtera dari segala bencana
{674} Artinya: segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
««•»»
Their call therein will be, ‘O Allah! Immaculate are You!’ and their greeting therein will be, ‘Peace!’ and their concluding call, ‘All praise belongs to Allah, the Lord of all the worlds.’
««•»»

Ayat ini menggambarkan tiga perumpamaan kehidupan orang-orang mukmin di surga nanti yang dari tiga perumpamaan itu tergambar tingkatan kehidupan rohani yang tinggi yang telah dicapai mereka.
Gambaran itu ialah:
  1. Doa mereka, dimulai dengan menyebut "Subhanaka Allahuma".
  2. Salam penghormatan mereka ialah "Salam".
  3. Akhir doa mereka ialah "Alhamdulillahi Rabbil `Alamin".
Doa ialah permohonan yang dipanjatkan kepada Yang Maha Agung dengan sepenuh hati dengan kata-kata yang penuh hormat, karena merasakan keagungan tempat meminta. Pengakuan akan keagungan Allah itu diungkapkan dengan perkataan "subhanaka allahumma" (Maha Suci Engkau, Wahai Tuhan). Kalimat ini memberi pengertian bahwa Tuhan Maha Esa, hanya Dia sendirilah yang berhak disembah, yang berhak diagungkan. Setiap makhluk wajib menghambakan diri kepada-Nya selama-lamanya, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Makhluk yang seperti inilah yang berhak memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan yang abadi pula.

Selanjutnya diterangkan salam penghormatan mereka ialah "Salam" yang maksudnya ialah agar sejahtera dan selamat dari yang tidak disukai dan diingini. Salam penghormatan ini telah selalu pula mereka ucapkan selama hidup di dunia.

Dalam surat Al-Ahzab ayat 44 diterangkan bahwa "Salam" itu pun merupakan salam yang diucapkan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman waktu mereka pertama kali menjumpai Allah di akhirat nanti.

Allah swt. berfirman:
تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهُ سَلَامٌ وَأَعَدَّ لَهُمْ أَجْرًا كَرِيمًا
Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah "Salam", dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.
(QS. Al Ahzab [33]:44)

Salam penghormatan ini pula yang diucapkan oleh para malaikat kepada mereka, waktu mereka pertama kali masuk surga.

Allah berfirman:
وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ
Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula) sehingga apabila mereka sampai ke surga itu, sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu, maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya."
(QS. Maryam [19]:62)

Dan salam penghormatan ini pulalah yang diucapkan oleh sesama orang-orang yang beriman di dalam surga.

Allah swt. berfirman:
لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا إِلَّا سَلَامًا وَلَهُمْ رِزْقُهُمْ فِيهَا بُكْرَةً وَعَشِيًّا
Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga kecuali ucapan "Salam". Bagi mereka rezekinya di surga itu tiap-tiap pagi dan petang.
(QS. As Zumar [39]:73)

Ketinggian kehidupan rohani yang dicapai oleh orang-orang yang beriman di dalam surga nanti dipahami pula dari setiap penutup doa dan permintaan yang mereka panjatkan kepada Allah swt., yaitu "Alhamdulillahi Rabbil `Alamin" (segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam). Ucapan ini pula yang diucapkan oleh orang-orang yang beriman di waktu pertama kali masuk surga.

Allah berfirman:
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki. Maka surga itulah yang sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal.
(QS. As Zumar [39]:74)

Dan ucapan ini pulalah yang diucapkan para malaikat di waktu mereka berada di sekeliling Arasy.

Allah swt. berfirman:
وَتَرَى الْمَلَائِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat berlingkar di sekeliling Arasy bertasbih sambil memuji Tuhannya dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: "Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."
(QS. As Zumar [39]:75)

Dari ayat ini dipahami bahwa wajib atas tiap-tiap orang yang beriman menyucikan jiwanya, dan membersihkan dirinya. Cara menyucikan jiwa dan membersihkan diri itu ialah dengan beribadat kepada Allah, mengendalikan hawa nafsu dan mengarahkannya kepada mengerjakan perbuatan yang baik dan amal yang saleh. Bukanlah membersihkan diri itu dengan menggunakan perantara, seperti menjadikan perantara orang-orang yang dianggap keramat dan dan mengharapkan syafaat daripadanya. Bahkan perbuatan yang demikian itu dapat menjurus ke arah kemusyrikan.

Allah swt. berfirman:
لَيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
(QS. An Nisa' [4]:123)

Tiga macam perumpamaan kehidupan rohani yang tinggi yang diperoleh oleh ahli surga itu hendaklah selalu dibiasakan dan diamalkan oleh orang-orang yang beriman selama mereka hidup di dunia agar mereka memperoleh kebahagiaan yang abadi pula.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Doa mereka di dalamnya) sewaktu mereka meminta apa yang mereka inginkan di dalam surga hanya tinggal mengatakan (Subhaanakallaahumma) artinya Maha Suci Engkau ya Allah. Bilamana mereka telah memintanya maka mereka menemukan apa yang mereka inginkan telah berada di hadapan mereka (dan salam penghormatan mereka) di antara sesama mereka (di dalam surga ialah salam. Dan penutup doa mereka ialah) huruf an di sini adalah kata penafsir (alhamdulillaahi rabbil aalamiin) segala puji bagi Allah Rabb alam semesta. Ayat ini diturunkan sewaktu orang-orang musyrik meminta disegerakan turunnya azab.
««•»»
their prayer therein, their request for what they desire in Paradise will be to say: ‘Glory be to You, O God!’, so that, lo!, what they request they find before them; and their greeting, between them, therein will be: ‘Peace.’ And their final prayer will be: ‘Praise be to God, Lord of the Worlds’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 9][AYAT 11]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:10

Rabu, 18 Februari 2015

[010] Yunus Ayat 009

««•»»
Surah Yunus 9

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ
««•»»
inna alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati yahdiihim rabbuhum bi-iimaanihim tajrii min tahtihimu al-anhaaru fii jannaati alnna'iimi
««•»»
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya {670}, di bawah mereka mengalir sungai- sungai di dalam syurga yang penuh keni'matan.
{670} Maksudnya: diberi petunjuk oleh Allah untuk mengerjakan amal-amal yang menyampaikan surga.
««•»»
Indeed those who have faith and do righteous deeds, their Lord guides them by the means of their faith. Streams will run for them in gardens of bliss.
««•»»

Setelah Allah swt. menerangkan akibat yang ditimpakan kepada orang-orang kafir pada masa yang lalu, maka pada ayat ini Allah menerangkan balasan dan pahala yang baik yang diterima orang-orang yang beriman dan beramal saleh di akhirat nanti yaitu mereka diberi tempat yang mulia berupa surga yang penuh kenikmatan.

Iman dan amal saleh merupakan dua hal yang sangat erat hubungannya yang satu dengan yang lain berjalin dan bersangkut paut. Amat banyak ayat-ayat Alquran yang menerangkan keeratan hubungan itu. Iman berupa keyakinan dan kepercayaan kepada adanya Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta dan Pemilik semesta alam, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada hamba-Nya. Karena sifat Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang ada pada-Nya itu, Dia menganugerahkan hidayah dan petunjuk bagi manusia agar mereka dengan petunjuk itu berbahagia hidup di dunia dan di akhirat nanti. Petunjuk ini diakui oleh orang-orang yang beriman sebagai petunjuk dari Allah yang perwujudannya adalah sebagaimana yang disebutkan dan yang dikemukakan contoh-contohnya di dalam Alquran dan hadis-hadis Nabi saw. Jadi amal yang saleh yang dikerjakan oleh seorang muslim itu adalah manifestasi daripada imannya, atau dengan perkataan lain bahwa seseorang yang telah mengakui beriman itu tentulah ia suka mengerjakan amal saleh. Mustahil seseorang yang beriman tidak mengerjakannya.

Iman dan amal saleh ini menjadi sebab manusia hidup berbahagia di dunia dan di akhirat diberi balasan oleh Allah berupa surga dengan demikian mereka telah sampai ke tingkat kehidupan rohani yang paling tinggi.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk) diberi bimbingan (oleh Rabb mereka karena keimanannya) kepada-Nya; kelak pada hari kiamat Allah swt. akan menjadikan bagi mereka cahaya dengan cahaya itu mereka mendapat petunjuk (di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan).
««•»»
Truly those who believe and perform righteous deeds, their Lord will guide them, He will lead them, through their faith, in Him, by appointing for them a light with which they will be able to find their way on the Day of Resurrection. Rivers will flow beneath them in the Gardens of Bliss,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:9


[010] Yunus Ayat 008

««•»»
Surah Yunus 7 - 8

إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ
 
أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

««•»»
ulaa-ika ma/waahumu alnnaaru bimaa kaanuu yaksibuuna
««•»»
Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.
««•»»
—it is they whose refuge shall be the Fire because of what they used to earn.
««•»»

Ayat-ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang tidak meyakini akan adanya pertemuan dengan Tuhan di akhirat nanti tidak mempercayai bahwa di akhirat nanti akan ditimbang dengan adil segala perbuatan manusia karena mereka lebih mencintai kehidupan dunia dan rela menukar kesenangan hidup di akhirat dengan kesenangan hidup di dunia yang fana ini yang disebabkan terpengaruh oleh kelezatan duniawi, demikian pula orang-orang yang lalai dan tidak mengindahkan ayat-ayat Alquran, tidak mau mempelajari, memahami dan mengamalkannya, maka tempat mereka itu ialah neraka Jahanam.

Balasan azab yang demikian itu adalah karena dosa-dosa yang mereka kerjakan selama hidup di dunia dan balasan itu setimpal dengan perbuatan mereka.

Dalam ayat ini disebutkan dua macam sikap dan perbuatan manusia yang menyebabkan mereka masuk neraka, yaitu:
  1. Tidak percaya akan adanya hidup sesudah mati nanti karena telah terpengaruh oleh kesenangan duniawi.
  2. Tidak mengindahkan ayat-ayat Alquran.
Tidak percaya adanya hidup sesudah mati untuk menemui Tuhan berarti tidak percaya akan keadilan Tuhan dan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya. Orang-orang yang demikian biasanya adalah orang-orang yang mengira bahwa segala sesuatu yang telah didapatnya itu adalah semata-mata atas usahanya sendiri bukanlah sebagai rahmat dan karunia dari Tuhan, seakan-akan dialah yang menentukan segala sesuatu. Sifat-sifat yang demikian dapat menjurus kepada kepercayaan atheisme yang berpendapat bahwa Tuhan itu tidak ada hanya manusia sendirilah yang mengadakan segala sesuatu. Hal ini sangat bertentangan dengan pokok utama akidah Islamiah.

Demikian pula tidak mengindahkan ayat-ayat Alquran berarti tidak percaya bahwa Alquran sebagai kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., nabi yang terakhir dan tidak percaya pula bahwa kitab itu dapat menjadi pedoman bagi manusia dalam melayarkan bahtera hidup di dunia untuk mencapai kehidupan abadi di akhirat nanti.

Kepercayaan kepada adanya hidup sesudah mati, dan bahwa Alquran itu Kitab Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw. adalah merupakan pokok utama ajaran Islam. Mengingkari kedua pokok itu berarti mengingkari ajaran Islam. Itulah sebabnya Allah swt. mengancam dengan sanksi yang berat berupa azab neraka Jahanam terhadap orang-orang yang mengingkari-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mereka itu tempatnya ialah neraka disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan) berupa kemusyrikan dan perbuatan-perbuatan maksiat.
««•»»
those, their abode will be the Fire because of what they used to earn, in the way of [practising] idolatry and [performing] acts of disobedience.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:8

Jumat, 13 Februari 2015

[010] Yunus Ayat 007

««•»»
Surah Yunus 7 - 8
 
إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ
 
أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

««•»»
inna alladziina laa yarjuuna liqaa-anaa waradhuu bialhayaati alddunyaa waithma-annuu bihaa waalladziina hum 'an aayaatinaa ghaafiluuna
««•»»
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,
««•»»
Indeed those who do not expect to encounter Us and who are pleased with the life of this world and satisfied with it, and those who are oblivious of Our signs
««•»»

Ayat-ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang tidak meyakini akan adanya pertemuan dengan Tuhan di akhirat nanti tidak mempercayai bahwa di akhirat nanti akan ditimbang dengan adil segala perbuatan manusia karena mereka lebih mencintai kehidupan dunia dan rela menukar kesenangan hidup di akhirat dengan kesenangan hidup di dunia yang fana ini yang disebabkan terpengaruh oleh kelezatan duniawi, demikian pula orang-orang yang lalai dan tidak mengindahkan ayat-ayat Alquran, tidak mau mempelajari, memahami dan mengamalkannya, maka tempat mereka itu ialah neraka Jahanam.

Balasan azab yang demikian itu adalah karena dosa-dosa yang mereka kerjakan selama hidup di dunia dan balasan itu setimpal dengan perbuatan mereka.

Dalam ayat ini disebutkan dua macam sikap dan perbuatan manusia yang menyebabkan mereka masuk neraka, yaitu:
  1. Tidak percaya akan adanya hidup sesudah mati nanti karena telah terpengaruh oleh kesenangan duniawi.
  2. Tidak mengindahkan ayat-ayat Alquran.
Tidak percaya adanya hidup sesudah mati untuk menemui Tuhan berarti tidak percaya akan keadilan Tuhan dan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya. Orang-orang yang demikian biasanya adalah orang-orang yang mengira bahwa segala sesuatu yang telah didapatnya itu adalah semata-mata atas usahanya sendiri bukanlah sebagai rahmat dan karunia dari Tuhan, seakan-akan dialah yang menentukan segala sesuatu. Sifat-sifat yang demikian dapat menjurus kepada kepercayaan atheisme yang berpendapat bahwa Tuhan itu tidak ada hanya manusia sendirilah yang mengadakan segala sesuatu. Hal ini sangat bertentangan dengan pokok utama akidah Islamiah.

Demikian pula tidak mengindahkan ayat-ayat Alquran berarti tidak percaya bahwa Alquran sebagai kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., nabi yang terakhir dan tidak percaya pula bahwa kitab itu dapat menjadi pedoman bagi manusia dalam melayarkan bahtera hidup di dunia untuk mencapai kehidupan abadi di akhirat nanti.

Kepercayaan kepada adanya hidup sesudah mati, dan bahwa Alquran itu Kitab Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw. adalah merupakan pokok utama ajaran Islam. Mengingkari kedua pokok itu berarti mengingkari ajaran Islam. Itulah sebabnya Allah swt. mengancam dengan sanksi yang berat berupa azab neraka Jahanam terhadap orang-orang yang mengingkari-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan/tidak percaya akan pertemuan dengan Kami) pada hari berbangkit nanti (dan mereka merasa puas dengan kehidupan dunia) sebagai ganti daripada kehidupan akhirat karena mereka tidak mempercayai adanya hari akhirat itu (serta merasa tenteram dengan kehidupan itu) merasa tenang dengan kehidupan dunia (dan orang-orang yang terhadap ayat-ayat Kami) bukti-bukti yang menunjukkan kepada keesaan Kami (mereka melalaikan) mereka sama sekali tidak mau memikirkannya.

««•»»
Truly those who do not expect to encounter Us, through resurrection, and are content with the life of this world, instead of [the life] the Hereafter, since they reject [the truth of] it, and feel reassured, feel secure, in it, and those who are heedless of Our signs, [of] the proofs of Our Oneness, neglecting to ponder them,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:7

[010] Yunus Ayat 006

««•»»
Surah Yunus 6

إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ
««•»»
inna fii ikhtilaafi allayli waalnnahaari wamaa khalaqa allaahu fii alssamaawaati waal-ardhi laaayaatin liqawmin yattaquuna
««•»»
Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.
««•»»
Indeed in the alternation of night and day, and whatever Allah has created in the heavens and the earth, there are surely signs for a people who are Godwary.
««•»»

Pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan tanda-tanda kekuasaan-Nya yang lain, yaitu pertukaran malam dan siang, biarpun pertukaran dengan arti pergantian malam dan siang itu disebabkan oleh perputaran bumi mengelilingi sumbunya, walaupun pertukaran dengan arti perbedaan panjangnya malam dan siang menurut letaknya sesuatu tempat di bagian bumi yang disebabkan oleh pergeseran sumbu bumi itu dua puluh tiga setengah derajat dari putaran jalannya (garis edar) serta peredaran bumi keliling matahari.

Di samping perputaran malam dan siang itu, maka dalam ayat ini Allah juga menjelaskan bahwa di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah penciptaan-Nya di langit dan di bumi beraneka ragam benda, seperti benda cair, benda padat, udara, tumbuh-tumbuhan dan binatang, guruh petir, angin semuanya itu merupakan bukti dan tanda kebesaran dan kekuaaan Allah bagi orang yang mau bertakwa kepada-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu) silih bergantinya malam dan siang hari kemudian panjang dan pendeknya malam dan siang hari (dan pada yang diciptakan Allah di langit) yakni para malaikat, matahari, bulan dan bintang-bintang serta lain sebagainya (Dan) di (bumi) berupa margasatwa, gunung-gunung, lautan, sungai-sungai, pohon-pohon dan lain sebagainya (benar-benar terdapat tanda-tanda) yang menunjukkan kepada kekuasaan-Nya (bagi orang-orang yang bertakwa) kepada-Nya kemudian mereka beriman. Allah secara khusus menyebutkan orang-orang yang bertakwa karena sesungguhnya merekalah yang dapat memanfaatkan keberadaan tanda-tanda tersebut.
««•»»

Truly in the alternation of night and day, in [their] coming and going, increasing and diminishing, and [in] what God has created in the heavens, of angels, sun, moon, stars and other things, and, in, the earth, of animals, mountains, seas, rivers, trees, and other things, there are signs, indications of His power, exalted be He, for a people who fear, Him, and so believe: He singles these out for mention because they are the ones to benefit from them [such signs].
 ««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:6

Kamis, 12 Februari 2015

[010] Yunus Ayat 005

««•»»
Surah Yunus 5

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
««•»»
huwa alladzii ja'ala alsysyamsa dhiyaa-an waalqamara nuuran waqaddarahu manaazila lita'lamuu 'adada alssiniina waalhisaaba maa khalaqa allaahu dzaalika illaa bialhaqqi yufashshilu al-aayaati liqawmin ya'lamuuna
««•»»
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak {669}. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
{669} Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
««•»»
It is He who made the sun a radiance and the moon a light, and ordained its phases that you might know the number of years and the calculation [of time]. Allah did not create all that except with reason. He elaborates the signs for a people who have knowledge.
««•»»

Ayat ini menerangkan bahwa Allah swt. yang menciptakan langit dan bumi dan yang bersemayam di atas `Arasy-Nya Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya. Matahari dengan sinarnya adalah sebagai dasar hidup dan kehidupan, sumber panas dan tenaga yang dapat menggerakkan makhluk-makhluk Allah yang diciptakan-Nya. Dengan cahaya bulan dapatlah manusia berjalan dalam kegelapan malam dan bersenang-senang melepaskan telah di malam hari.

Ayat ini membedakan antara yang dipancarkan matahari dan yang dipantulkan oleh bulan, yang dipancarkan oleh matahari disebut "diya" (sinar), sedang yang dipantulkan oleh bulan disebut "nur" (cahaya).

Pada firman Allah swt. yang lalu dijelaskan:
وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا
Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita."
(QS. Nuh []:16)

Dari ayat-ayat ini dipahami bahwa matahari memancarkan sinar yang berasal dari dirinya sendiri bukan dari yang lain sebagaimana pelita memancarkan sinar dari dirinya sendiri, yakni dari api yang membakar pelita itu. Lain halnya dengan bulan yang cahayanya berasal dari sinar yang dipancarkan matahari ke permukaannya, kemudian dipantulkannya sinar itu yang berupa cahaya ke permukaan bumi.

Hal ini dijelaskan pula oleh firman Allah swt.:

تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا
Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.
(QS. Al-Furqaan [25]:61)

Dalam hakikat dan kegunaannya terdapat perbedaan antara sinar matahari dan cahaya bulan. Sinar matahari lebih keras dari cahaya bulan. Sinar matahari itu terdiri atas tujuh warna dasar sekalipun dalam bentuk keseluruhannya kelihatan berwarna putih, sedang cahaya bulan adalah lembut, dan menimbulkan ketenangan bagi orang yang melihat dan merasakannya. Demikian pula kegunaannya. Sinar matahari sebagai disebutkan di atas adalah sebagai sumber hidup dan kehidupan, sumber gerak tenaga dan energi. Sedang sinar bulan adalah sebagai penyuluh di waktu malam.

Tidak terhitung banyak kegunaan dan faedah sinar matahari dan cahaya bulan itu bagi makhluk Allah pada umumnya, dan bagi manusia pada khususnya. Semuanya itu sebenarnya dapat dijadikan dalil tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa bagi orang-orang yang mau menggunakan akal dan perasaannya.

Allah swt. menerangkan bahwa Dia telah menetapkan garis edar dari bulan itu dan menetapkan manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanannya. Pada tiap-tiap malam bulan melalui suatu manzilah. Sejak dari manzilah pertama sampai manzilah terakhir memerlukan waktu antara 29 atau 30 malam atau disebut satu bulan. Dalam sebulan itu bulan hanya dapat dilihat selama 27 atau 28 malam, sedang pada malam-malam yang lain bulan tidak dapat dilihat,

Sebagaimana firman Allah swt.:
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
Dan telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah sehingga (setelah dia sampai manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.
(QS. Yasin [36]:39)

Maksud ayat ialah bulan itu pada awal bulan adalah kecil berbentuk sabit, kemudian setelah melalui manzilah ia bertambah besar sampai menjadi purnama, setelah itu kembali berangsur-angsur kecil dan bertambah kecil yang kelihatan seperti tandan yang melengkung, akhirnya menghilang dan muncul kembali pada permulaan bulan.

Allah swt. berfirman:
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ
Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
(QS. Ar Rahman []:5)

Allah swt. menjadikan bulan dan menjadikannya beredar menjalani garis edar dalam manzilah-manzilahnya agar dengan demikian manusia dengan mudah mengetahui bilangan tahun, perhitungan waktu, perhitungan bulan, penentuan hari, jam, detik dan sebagainya sehingga mereka dapat membuat rencana untuk dirinya, untuk keluarganya untuk masyarakat, untuk agamanya serta rencana-rencana lain yang berhubungan dengan hidup dan kehidupannya sebagai anggota masyarakat dan sebagai hamba Allah.

Allah berfirman:
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا
Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda siang itu terang agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
(QS. Al Israa'[17]:12)

Dengan mengetahui perhitungan tahun, waktu hari dan sebagainya, dapatlah manusia menetapkan waktu-waktu salat, waktu puasa, waktu menunaikan ibadah haji, waktu turun ke sawah dan sebagainya.

Allah menciptakan matahari bersinar dan bulan bercahaya yang bermanfaat bagi hidup dan kehidupan semua makhluk itu adalah berdasarkan kenyataan, keperluan dan mempunyai hikmah yang tinggi. Dan Allah menerangkan tanda-tanda kekuasaan-Nya itu kepada orang-orang yang mau menggunakan akal pikirannya dengan benar dan kepada orang-orang yang mengakui kenyataan dan beriman berdasarkan bukti-bukti yang diperolehnya itu. Atau dengan perkataan lain tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah ini tidak akan berfaedah sedikit pun bagi orang-orang yang tidak mau mencari kebenaran yang hatinya dipenuhi oleh rasa dengki dan rasa fanatik kepada kepercayaan yang telah dianutnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dialah yang menjadikan matahari bersinar) mempunyai sinar (dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya bagi bulan) dalam perjalanannya (manzilah-manzilah) selama dua puluh delapan malam untuk setiap bulan, setiap malam daripada dua puluh delapan malam itu memperoleh suatu manzilah, kemudian tidak tampak selama dua malam, jika jumlah hari bulan yang bersangkutan ada tiga puluh hari.

Atau tidak tampak selama satu malam jika ternyata jumlah hari bulan yang bersangkutan ada dua puluh sembilan hari (supaya kalian mengetahui) melalui hal tersebut (bilangan tahun dan perhitungan waktu,

Allah tidak menciptakan yang demikian itu) hal-hal yang telah disebutkan itu (melainkan dengan hak) bukannya main-main, Maha Suci Allah dari perbuatan tersebut (Dia menjelaskan) dapat dibaca yufashshilu dan nufashshilu, artinya Dia menerangkan atau Kami menerangkan (tanda-tanda kepada orang-orang yang mengetahui) yakni orang-orang yang mau berpikir.

««•»»
He it is Who made the sun a radiance, that is, emitting light, and the moon a light, and determined it, with respect to its movement, in stations: 28 stations in 28 nights every month, becoming concealed for two nights when a particular month has 30 days, or [concealed] for one night, when it has 29 days, so that you might know, thereby, the number of the years and the reckoning. God did not create that, which is mentioned, save in truth, not in vain, exalted be He above such things. He details (read yufassilu or nufassilu, ‘We detail’) the signs for a people who know, who reflect.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:5

[010] Yunus Ayat 004

««•»»
Surah Yunus 4

إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا وَعْدَ اللَّهِ حَقًّا إِنَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ بِالْقِسْطِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ
««•»»
ilayhi marji'ukum jamii'an wa'da allaahi haqqan innahu yabdau alkhalqa tsumma yu'iiduhu liyajziya alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati bialqisthi waalladziina kafaruu lahum syaraabun min hamiimin wa'adzaabun aliimun bimaa kaanuu yakfuruuna
««•»»
Hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.
««•»»
To Him will be the return of you all —[that is] Allah’s true promise. Indeed He originates the creation, then He will bring it back that He may reward those who have faith and do righteous deeds with justice. As for the faithless, they shall have boiling water for drink, and a painful punishment because of what they used to defy.
««•»»

Setelah ayat-ayat yang terdahulu menerangkan bahwa Allah swt. dalam penciptaan langit dan bumi tidak ada sesuatu pun yang membantu-Nya, dan Allah Esa dalam ibadat, yaitu hanya Dia sajalah yang berhak disembah, tidak bersekutu dengan yang lain. Keesaan Allah ini merupakan salah satu prinsip pokok agama Islam. Maka pada ayat ini diterangkan prinsip pokok yang lain, yaitu adanya hari berbangkit disertai dengan buktinya, dan hikmah Allah mengadakan hari berbangkit itu.

Allah menerangkan bahwa hanya kepada-Nya sajalah semua manusia dikembalikan setelah mati dan sesudah lenyap alam yang fana ini bukan kepada sesuatu yang lain, termasuk sembahan-sembahan berhala, dan penolong-penolong orang kafir itu. Yang demikian itu adalah janji Allah swt. kepada makhluk-Nya. Dia tidak akan menyalahi janji-Nya sedikit pun.

Sebagai bukti bahwa Allah swt. pasti menepati janji-Nya ialah Allah swt. telah menciptakan makhluk pertama kalinya. Penciptaan manusia oleh Allah swt. pada pertama kalinya itu dapat dijadikan dalil bahwa Allah berkuasa pula untuk menciptakan makhluk-Nya pada kali kedua atau membangkitkannya kembali. Mengulangi kembali menciptakan sesuatu itu adalah lebih mudah dari menciptakan pertama kalinya.

Allah swt. berfirman:
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya.
(QS. Ar Ruum [30]:27)

Demikian kuatnya bukti yang dikemukakan Allah tentang hari berbangkit sehingga Dia menyatakan bahwa jika masih ada orang yang mengingkarinya berarti ia telah lupa kepada kejadian dirinya sendiri.

Allah swt. berfirman:
أَوَلَمْ يَرَ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ
Dan apakah manusia tidak melihat bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata, dia akan membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya, ia berkata: "Siapakah yang menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh."
(QS. Yasin [36]:77,78)

Terhadap orang-orang yang tidak mau percaya kepada adanya hari berbangkit itu sekalipun telah dikemukakan dalil-dalil kepada mereka, maka Allah mengancam mereka dengan neraka Jahanam,

Sebagai dilukiskan oleh ayat berikut:

فَوَرَبِّكَ لَنَحْشُرَنَّهُمْ وَالشَّيَاطِينَ ثُمَّ لَنُحْضِرَنَّهُمْ حَوْلَ جَهَنَّمَ جِثِيًّا
Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama setan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahanam dengan berlutut.
(QS. Maryam [19]:68)

Allah swt. menerangkan tujuan manusia dibangkitkan sesudah matinya ialah untuk memberi mereka balasan dari perbuatan yang telah dikerjakannya sesuai dengan sifat adil dan sifat pemurah Allah. Allah tidak mengurangi sedikit pun dari apa yang telah mereka lakukan.

Tujuan ini dijelaskan oleh firman Allah:

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.
(Q.S. Al-Anbiya' :47)

Allah swt. memberikan pembalasan yang adil, tidaklah berarti Allah tidak akan melebihkan pahala yang akan diberikan-Nya itu, bahkan Dia akan melipatgandakannya,

Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدُهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَأَمَّا الَّذِينَ اسْتَنْكَفُوا وَاسْتَكْبَرُوا فَيُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَلَا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka pelindung dan penolong selain daripada Allah.
(QS. An Nisa' [4]:173)

Jika dilihat banyaknya terjadi tindakan-tindakan yang tidak adil dilakukan oleh sebagian manusia terhadap yang lain, dimenangkan-Nya perbuatan jahat atas perbuatan baik, dan sebagainya, tentu akan ada suatu masa nanti yang pada masa itu keadilan dapat ditegakkan dengan sempurna.

Terhadap semua orang kafir yang mengingkari keesaan Allah dan adanya hari berbangkit, mereka akan mendapatkan pembalasan yang setimpal dengan kejahatan yang telah mereka lakukan. Di antaranya ialah mereka diberi minum dengan air panas yang mendidih yang menghancurkan usus-usus mereka. Di samping itu mereka akan memperoleh azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka itu.

Tafsir Jalalain

(Hanya kepada-Nyalah) yaitu Allah swt. (kalian semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar dari Allah) lafal wa'dan dan lafal haqqan keduanya merupakan mashdar yang dinashabkan oleh fi'ilnya masing-masing yang keberadaannya diperkirakan. (Sesungguhnya Allah) huruf hamzah inna dibaca kasrah karena menjadi isti'naf, sedangkan jika dibaca fatah maka memakai huruf lam yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya (menciptakan makhluk pada permulaan) artinya Dia mulai menciptakan makhluk dengan mengadakan mereka (kemudian menghidupkannya kembali) pada hari berbangkit (agar Dia memberi pembalasan) pahala (kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil.

Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas) artinya air yang panasnya luar biasa (dan azab yang pedih) sangat menyakitkan (disebabkan kekafiran mereka) sebagai pembalasan atas kekafirannya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hanya kepada-Nyalah) yaitu Allah swt. (kalian semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar dari Allah) lafal wa`dan dan lafal haqqan keduanya merupakan mashdar yang dinashabkan oleh fi`ilnya masing-masing yang keberadaannya diperkirakan.

(Sesungguhnya Allah) huruf hamzah inna dibaca kasrah karena menjadi isti`naf, sedangkan jika dibaca fatah maka memakai huruf lam yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya (menciptakan makhluk pada permulaan) artinya Dia mulai menciptakan makhluk dengan mengadakan mereka (kemudian menghidupkannya kembali) pada hari berbangkit (agar Dia memberi pembalasan) pahala (kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil.

Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas) artinya air yang panasnya luar biasa (dan azab yang pedih) sangat menyakitkan (disebabkan kekafiran mereka) sebagai pembalasan atas kekafirannya.

««•»»
To Him, exalted be He, is the return of all of you: God’s promise, in truth (both [wa‘da and haqqan] are verbal nouns, and in the accusative because of the verbs implicit in them). Truly He (read innahu as a new sentence, or annahu with an implied lām [sc. li-annahu, ‘Because He’] originates creation, that is, He began it by originating [it], then recreates it, through resurrection, that He may requite, reward, those who believe and perform righteous deeds, justly. And those who disbelieve, for them will be a draught of boiling water and a painful chastisement because they disbelieved.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 3][AYAT 5]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
4of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:4

Rabu, 11 Februari 2015

[010] Yunus Ayat 003

««•»»
Surah Yunus 3

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
««•»»
inna rabbakumu allaahu alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha fii sittati ayyaamin tsumma istawaa 'alaa al'arsyi yudabbiru al-amra maa min syafii'in illaa min ba'di idznihi dzaalikumu allaahu rabbukum fau'buduuhu afalaa tadzakkaruuna
««•»»
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
««•»»
Indeed your Lord is Allah, who created the heavens and the earth in six days, and then settled on the Throne, directing the command.1 There is no intercessor, except by His leave. That is Allah, your Lord! So worship Him. Will you not then take admonition?
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dialah yang mengatur perjalanan tiap-tiap planet, sehingga satu sama lain tidak berbenturan, dan Dia pula yang menciptakan bumi dan segala isi yang terkandung di dalamnya, sejak dari yang kecil sampai kepada yang besar, semuanya diciptakan dalam enam masa yang hanya Allah sendiri yang mengetahui lama waktu enam masa yang dimaksud itu. Setelah menciptakan langit dan bumi, Dia bersemayam di atas Arasy (singgasana), dan dari Arasy ini Dia mengatur dan mengurus semua makhluk-Nya.

Tentang `Arasy Tuhan ini diterangkan Rasulullah saw. ketika kepadanya diajukan pertanyaan:
قال: كان الله ولم يكن شيء قبله وكان عرشه على الماء ثم خلق السموات والأرض وكتب في الذكر كل شيء
Bersabda Rasulullah: "Dahulu Allah telah ada dan belum ada sesuatu pun sebelum-Nya dan adalah Arasy-Nya di dalam air, kemudian Dia menciptakan langit dan bumi, dan menulis segala sesuatu di Lohmahfuz.
(H.R. Bukhari dalam Kitabut Tauhid)

Mengenai Tuhan bersemayam di atas `Arasy ini para ulama di kalangan kaum muslimin berbeda pendapat. Golongan Muktazilah berpendapat bahwa Tuhan bersifat immateri (rohani). Jadi ia tidak mempunyai sifat-sifat jasmani. Karena itu semua ayat-ayat Alquran yang menggambarkan bahwa Allah mempunyai sifat jasmani haruslah ditakwilkan atau diberi tafsiran yang lain, karena itu mereka menafsirkan Arasy dengan kekuasan-Nya.

Golongan Asy'ariyah berpendapat bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat jasmani. Mereka mengatakan bahwa Tuhan mempunyai mata, tangan, juga mempunyai `Arasy (singgasana) sekalipun semuanya itu tidak sama dengan yang dimiliki manusia. Menurut mereka manusia itu lemah akalnya, yaitu belum dapat memberikan tafsiran tentang sifat-sifat Tuhan yang ada di dalam Alquran. Karena itu janganlah hendaknya karena tidak sanggup memberi tafsiran itu segera mengambil keputusan bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat-sifat jasmani.

Menganut salah satu dari kedua pendapat di atas tidaklah bertentangan dengan pokok-pokok kepercayaan yang digariskan agama Islam. Masing-masing pendapat itu mempunyai alasan yang kuat. Mereka berpendapat bahwa yang demikian itu adalah hendak memurnikan kepercayaan mereka kepada Allah, sehingga tidak dimasuki unsur-unsur syirik sedikit pun.

Selanjutnya Allah swt. menerangkan bukti kedua yang membantah pendapat dan alasan-alasan orang-orang kafir itu yang memiliki dan menguasai segala sesuatu dengan kekuasaan yang tidak terbatas, sehingga Dia dapat berbuat apa yang dikehendaki-Nya, tidak ada sesuatu makhluk-Nyapun, walaupun ia seorang rasul atau malaikat dapat memberikan syafaat kecuali dengan izin-Nya.

Yang dimaksud dengan "syafaat" di sini ialah pertolongan para nabi kepada umatnya pada hari kiamat untuk mendapatkan keringanan atau kebebasan dari azab Allah. Syafaat itu hanya dapat diberikan oleh seseorang nabi jika Allah memerintahkan atau mengizinkannya.

Ayat ini membantah dakwaan orang-orang kafir bahwa berhala yang mereka sembah selain Allah dapat memberi syafaat kepada mereka di hari kiamat.

Hal ini ditegaskan oleh firman Allah swt.:
وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridai-(Nya).
(QS. An Najm [6]:26)

Syafaat yang paling bahagia dirasakan oleh seseorang hamba ialah syafaat yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. kepada seseorang yang hati dan jiwanya mengakui keesaan Allah. Abu Hurairah menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah saw.,

Rasulullah menjawab:
أسعد الناس بشفاعتي يوم القيامة من قال: لا إله إلا الله خالصا من قلبه ونفسه
Manusia yang paling bahagia dengan syafaatku pada hari kiamat ialah orang-orang yang mengucapkan "la ilaha illallah" yang timbul dari hati dan jiwa yang bersih.
(H.R. Bukhari dari Abu Hurairah)

Allah swt. menegaskan kepada orang-orang kafir apabila mereka tidak ingat dan tidak memperhatikan dalil-dalil dan bukti-bukti yang nyata ini, bahwa yang menciptakan alam ini adalah Allah swt. sendiri, kemudian dia mengatur segala urusan dari atas `Arasy-Nya, Dia memberikan syafaat kepada orang yang dikehendaki-Nya. Itulah Tuhan Yang wajib disembah, tidak ada Tuhan yang lain selain Dia. Janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, baik dalam penciptaan langit dan bumi maupun dalam menyembah-Nya.

Orang-orang Arab jahiliah mengakui bahwa Allah sendirilah yang menciptakan alam ini, tidak bersekutu dengan siapa pun, tetapi mereka mempersekutukan Allah dengan yang lain dalam menyembah-Nya. Mereka menyembah berhala di samping menyembah Allah

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya Rabb kalian ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari) dari hari-hari dunia, artinya dalam masa yang perkiraannya sama dengan enam hari karena sesungguhnya pada masa itu belum ada matahari dan bulan.

Akan tetapi seandainya Allah berkehendak, maka Dia dapat menciptakannya dalam sekejap mata. Allah swt, tidak memakai cara tersebut dimaksud untuk memberikan pelajaran kepada makhluk-Nya tentang ketekunan dan kesabaran di dalam bertindak (kemudian Dia bersemayam di atas Arsy) bersemayamnya Allah disesuaikan dengan keagungan sifat-Nya (untuk mengatur segala urusan) di antara makhluk-makhluk-Nya.

(Tiada seorang pun) huruf min merupakan shilah atau penghubung (yang dapat memberikan syafaat) kepada seseorang (kecuali sesudah ada keizinan-Nya) ayat ini merupakan sanggahan terhadap perkataan orang-orang kafir yang menyatakan bahwa berhala-berhala mereka dapat memberikan syafaat kepada diri mereka.

(Zat yang demikian itulah) yaitu yang menciptakan dan yang mengatur (Allah, Rabb kalian, maka sembahlah Dia) artinya tauhidkanlah Dia. (Maka apakah kalian tidak mengambil pelajaran?) lafal tadzakkaruuna asalnya tatadzakkaruuna, kemudian huruf ta yang kedua diidgamkan ke dalam huruf dzal asal kalimat, maka jadilah tadzakkaruuna.

««•»»
Truly your Lord is God Who created the heavens and the earth in six days, of the days of this world, that is, in the same measure [of time], since there was no sun or moon then: had He willed He could have created them in an instant, but the reason for His not having done so is that He wanted to teach His creatures to be circumspect; then He presided upon the Throne, a presiding befitting of Him, directing affairs, among creatures. There is no (mā min indicates a relative clause) intercessor, to intercede for anyone, save after His permission: a refutation of their saying, ‘The idols intercede for us!’; that, Creator and Director, is God, your Lord, so worship Him, affirm His Oneness. Will you not remember? (tadhakkarūna: the original tā’ [of tatadhakkarūna] has been assimilated with the dhāl).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2][AYAT 4]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
3of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=3&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:3