Sabtu, 02 Mei 2015

[010] Yunus Ayat 024

««•»»
Surah Yunus 24

إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّى إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
««•»»
innamaa matsalu alhayaati alddunyaa kamaa-in anzalnaahu mina alssamaa-i faikhtalatha bihi nabaatu al-ardhi mimmaa ya/kulu alnnaasu waal-an'aamu hattaa idzaa akhadzati al-ardhu zukhrufahaa waizzayyanat wazhanna ahluhaa annahum qaadiruuna 'alayhaa ataahaa amrunaa laylan aw nahaaran faja'alnaahaa hashiidan ka-an lam taghna bial-amsi kadzaalika nufashshilu al-aayaati liqawmin yatafakkaruuna
««•»»
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya {683}, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya {684}, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.
{683} Maksudnya: bumi yang indah dengan gunung-gunung dan lembah-lembahnya telah menghijau dengan tanam-tanamannya.
{684} Maksudnya: dapat memetik hasilnya.
««•»»
The parable of the life of this world is that of water which We send down from the sky. It mingles with the earth’s vegetation from which humans and cattle eat. When the earth puts on its luster and is adorned, and its inhabitants think they have power over it, Our edict comes to it, by night or day, whereat We turn it into a mown field, as if it did not flourish the day before. Thus do We elaborate the signs for a people who reflect.
««•»»

Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan sebab-sebab manusia berbuat aniaya dan kebinasaan di muka bumi ialah karena terlalu mencintai apa yang disenanginya, terlalu memperturutkan keinginan hatinya untuk memiliki segala macam perhiasan dan kesenangan duniawi. Pada ayat ini Allah memberikan perumpamaan hidup duniawi dengan perumpamaan yang mudah ditangkap oleh akal pikiran yang sehat yang tidak dipenuhi hawa nafsu, bahwa kesenangan duniawi itu adalah fana, sementara dan akan lenyap dan hilang dalam sekejap mata bila dikehendaki Allah.

Ayat ini menerangkan sifat hidup di dunia dan perumpamaan yang tepat ditinjau dari segi cepat dan lekas hilangnya, seperti lenyapnya segera suatu harapan yang mulai timbul pada diri seseorang, yaitu dengan menyerupakan hidup itu dengan air hujan yang diturunkan Allah dari langit. Dengan air itu tumbuhlah beraneka macam tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang beraneka rupa dan berlainan rasa yang menjadi makanan bagi manusia dan binatang. Lalu permukaan bumi ditutupi oleh kerindangan yang menghijau, yang dihiasi oleh bunga dan buah-buahan yang beraneka warna.

Pada saat itu timbullah harapan dan cita-cita manusia yang mempunyai kebun itu, seandainya tumbuh-tumbuhan itu telah dapat dipetik. Dalam keadaan demikian, yaitu dalam keadaan yang penuh harapan dan cita-cita itu karena beberapa hari lagi akan tiba waktu memetiknya, datanglah malapetaka yang memusnahkan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan itu, sehingga bumi yang berhias beraneka warna itu tiba-tiba menjadi datar dan rata seakan-akan belum pernah ditanami dengan sesuatu apa pun. Dan di saat itu sirnalah harapan dan cita-cita itu sebagaimana kehidupan dan kesenangan duniawi itu dapat pula sirna seketika.

Kefanaan hidup di dunia itu ditegaskan oleh firman Allah swt.:
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?
(QS. Al A'raaf [7]:97,98)

Sebagaimana Allah telah memberikan perumpamaan yang tepat dan jelas dalam melukiskan keadaan kehidupan dunia dan tertipunya manusia oleh kehidupan itu karena pengaruh setan dan memperturutkan hawa nafsu, maka seperti itu pulalah jelas dan terangnya Allah menerangkan hakikat tauhid, pokok-pokok agama, budi pekerti yang baik dan amal-amal yang saleh yang harus dikerjakan. Hanya orang-orang yang mau menggunakan akal pikiran yang sehatlah yang dapat memahami perumpamaan dan penjelasan itu. Banyak manusia yang lalai dan ingkar karena merasa dirinya telah merasa cukup, merasa sanggup dan merasa berkuasa, sehingga lupa akan tujuan hidup dan kehidupan yang sebenarnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya perumpamaan) gambaran (kehidupan duniawi itu adalah seperti air) hujan (yang Kami turunkan dari langit lalu tumbuhlah berkat air itu dengan suburnya) oleh sebab air itu (tanaman-tanaman bumi) sehingga sebagian di antaranya tampak bersatu dengan sebagian yang lain karena rimbunnya (di antaranya ada yang dimakan manusia) berupa biji jawawut, biji gandum dan lain sebagainya (dan binatang ternak) yaitu berupa rerumputan dan dedaunan. (Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya) menampakkan keindahannya berkat tumbuh-tumbuhannya (dan memakai pula perhiasannya) karena bunga-bungaannya.

Asal kata wazzayyanat adalah tazayyanat, kemudian huruf ta diganti dengan huruf za, yang selanjutnya huruf za yang pengganti ini diidghamkan atau dimasukkan ke dalam huruf za asal, sehingga jadilah izzayyanat (dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya) mereka merasa pasti akan dapat memetik hasilnya (tiba-tiba datanglah kepadanya perkara Kami) kepastian atau azab Kami (di waktu malam hari atau siang, lalu Kami jadikan ia) yakni tanam-tanamannya (laksana tanam-tanaman yang sudah disabit) sudah dipanen dengan memakai sabit (seakan-akan) lafal ka-an adalah mukhaffafah dari lafal ka-anna, artinya seakan-akan ia (belum pernah tumbuh) belum pernah berujud (kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan) Kami terangkan (tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang berpikir).
««•»»
The likeness, the description, of the life of this world is only as water, rain, which We send down from the heaven, then the plants of the earth mingle with it, [they mingle] because of it, attaching themselves one to another, whereof mankind eat, [plants] such as wheat and barley and so on, and cattle [eat], of pasture, until, when the earth has taken on its ornaments, its splendour of plants, and has adorned itself, with flowers (izzayyanat, ‘adorned itself’, is originally tazayyanat, but the tā’ has been substituted with the zāy and assimilated with it) and its inhabitants think that they are masters of it, fully capable of harvesting its fruits, Our command, Our decree or Our chastisement, comes upon it by night or day, and We make it, that is, its crops, as reaped corn, like that which has been reaped with sickles, as though (ka-an is softened, in other words [read it as] ka-annahā) the previous day it had not flourished, [as though] it never were. Thus do We detail, [do] We make clear, the signs for a people who reflect.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 23][AYAT 25]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
24of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=24&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#10:24

[010] Yunus Ayat 023

««•»»
Surah Yunus 23

فَلَمَّا أَنْجَاهُمْ إِذَا هُمْ يَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
««•»»
falammaa anjaahum idzaa hum yabghuuna fii al-ardhi bighayri alhaqqi yaa ayyuhaa alnnaasu innamaa baghyukum 'alaa anfusikum mataa'a alhayaati alddunyaa tsumma ilaynaa marji'ukum fanunabbi-ukum bimaa kuntum ta'maluuna
««•»»
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah keni'matan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
««•»»
But when He delivers them, behold, they commit violations on the earth unduly! O mankind! Your violations are only to your own detriment. [These are] the wares of the life of this world; then to Us will be your return, whereat We will inform you concerning what you used to do.
««•»»

Setelah Allah swt. melepaskan mereka dari malapetaka itu dan mereka telah merasa senang dan hilang segala kekhawatirannya, mereka lupa kepada Yang Maha Penyelamat dan Pemberi Karunia, bahkan mereka durhaka kepada-Nya dan berbuat kebinasaan di muka bumi dengan melakukan kelaliman dan kekacauan di antara manusia.

Demikianlah Allah swt. melukiskan watak dan tabiat manusia. Mereka ingat dan merendahkan diri kepada Allah bila mendapat kesengsaraan dan bila malapetaka itu telah lenyap, mereka lupa bahkan mendurhakai Allah swt.

Watak dan tabiat yang dilukiskan di atas menunjukkan kelemahan manusia, karena itu hendaklah manusia insaf dan sadar atas kelemahan itu. Janganlah kelemahan itu membawa mereka kepada terjadinya malapetaka yang lebih besar. Sikap congkak dan perbuatan lalim itu, seandainya merupakan suatu kesenangan baginya, maka itu adalah kesenangan sementara selama hidup di dunia, sedang kesenangan dan kebahagiaan yang kekal ialah kesenangan dan kebahagiaan yang ditimbulkan oleh ketundukan dan kepatuhan kepada Allah dalam keadaan bagaimana pun, baik dalam keadaan senang dan sengsara, suka dan duka, dalam keadaan rugi dan beruntung dan sebagainya. Kesenangan dan kebahagiaan yang demikian akan dirasakan selama hidup di dunia, lebih-lebih di akhirat nanti.

Ingatlah wahai manusia, kamu adalah makhluk Allah, dan akan kembali kepada-Nya. Di waktu kamu kembali kepada-Nya nanti akan diperlihatkan-Nya kepadamu segala perbuatan yang pernah kamu kerjakan, baik perbuatan-perbuatan yang diridai-Nya maupun perbuatan yang dimurkai-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maha setelah Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kelaliman di muka bumi tanpa alasan yang benar) mereka melakukan kemusyrikan. (Hai manusia, sesungguhnya perbuatan kelewat batas kalian) perbuatan kelaliman kalian (akan menimpa diri kalian sendiri) karena sesungguhnya yang menanggung dosanya adalah diri kalian sendiri (hal itu hanyalah kenikmatan duniawi) kalian bersenang-senang dengannya dalam waktu yang sedikit. (Kemudian kepada Kamilah kembali kalian) sesudah mati (lalu Kami kabarkan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan) maka Kami membalas kalian berdasarkannya. Menurut suatu qiraat lafal mataa`un dibaca nashab sehingga menjadi mataa`an, artinya kalian bersenang-senang.
««•»»
Yet when He has delivered them, behold! they are insolent in the earth wrongfully, by associating others with God. O mankind, your insolence, wrongdoing, is only against yourselves, since the sin thereof shall fall against them; it is [but], the enjoyment of the life of this world, which you will enjoy for a short while, then to Us is your return, after death, and We shall inform you of what you used to do, and then requite you for it (a variant reading [for nominative matā‘u] has accusative matā‘a, ‘an enjoyment’, in other words [read as with an omitted verb such as] tatamatta‘ūna, ‘[one which] you shall enjoy’).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 22][AYAT 24]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
23of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=23&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#10:23

[010] Yunus Ayat 022

««•»»
Surah Yunus 22

هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ حَتَّى إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
««•»»
huwa alladzii yusayyirukum fii albarri waalbahri hattaa idzaa kuntum fii alfulki wajarayna bihim biriihin thayyibatin wafarihuu bihaa jaa-at-haa riihun 'aasifun wajaa-ahumu almawju min kulli makaanin wazhannuu annahum uhiitha bihim da'awuu allaaha mukhlishiina lahu alddiina la-in anjaytanaa min haadzihi lanakuunanna mina alsysyaakiriina
««•»»
Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdo'a kepada Allah dengan mengikhlaskan keta'atan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur".
««•»»
It is He who carries you across land and sea. When you are in the ships, and they sail with them with a favourable wind, rejoicing in it, there comes upon them a tempestuous wind and waves assail them from every side, and they think that they are besieged, they invoke Allah putting exclusive faith in Him, ‘If You deliver us from this, we will surely be among the grateful.’
««•»»

Dialah Allah yang telah memberikan kepadamu kesanggupan berjalan di darat, berlayar di lautan, terbang di udara dengan memberikan kepadamu kesempatan untuk mempergunakan beraneka macam kendaraan seperti binatang, kapal dan sebagainya. Dengan alat angkutan tersebut kamu dapat mencapai keinginan-keinginanmu dan untuk bersenang-senang.

Dengan kesanggupan dan kemampuan yang diberikan-Nya itu pulalah manusia diuji dan dicoba oleh Allah, sehingga jelaslah watak dan tabiatnya sebagai yang diibaratkan Allah sebagai berikut: Dengan kesanggupan yang diberikannya itu, maka manusia membuat sebuah bahtera yang dapat mengarungi samudra luas.

Tatkala mereka telah berada dalam bahtera itu dan berlayar membawa mereka dengan hembusan angin yang baik dan ombak yang tenang, mereka pun bergembira karenanya. Tiba-tiba datanglah angin badai yang kencang dan ombak yang mengempas dari segenap penjuru, sehingga timbullah kecemasan dan ketakutan dalam hati mereka. Mereka merasa tidak akan dapat lagi melihat matahari yang akan terbit di hari esoknya karena hempasan ombaknya yang dahsyat. Karena itu mereka pun berdoa kepada Allah seraya merendahkan diri dengan penuh keikhlasan, sambil menyesali perbuatan yang pernah mereka lakukan agar Allah swt. melepaskan mereka dari gulungan ombak yang maha dahsyat itu dengan mengucapkan: "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya jika engkau lepaskan kami dari malapetaka yang akan menimpa kami, tentulah kami menjadi orang-orang yang mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan."

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dialah Tuhan yang menjadikan kalian dapat berjalan) menurut suatu qiraat yansyurukum bukannya yusayyirukum (di daratan, berlayar di laut. Sehingga apabila kalian berada di dalam bahtera) di dalam perahu-perahu (dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang di dalamnya) di dalam lafal ini terkandung pengertian iltifat dari mukhathab menjadi ghaib (dengan tiupan angin yang baik) angin yang lembut (dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai) angin yang kencang tiupannya dan dapat menghancurkan segala sesuatu yang dilandanya (dan gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah dikepung bahaya) mereka pasti binasa (maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata) yakni berseru ("Sesungguhnya jika) huruf lam di sini bermakna qasam atau sumpah (Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini) dari malapetaka ini (pastilah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.") yaitu akan menjadi orang-orang yang mentauhidkan Allah.
««•»»
He it is Who conveys you (yusayyirukum: a variant reading has yanshurukum) across the land and the sea, until when you are in ships and they sail with them (there is a shift of address from second [to third] person) with a fair, gentle, breeze and they rejoice therein, there comes upon them a stormy wind, blowing violently, destroying everything, and waves come on them from every side, and they think that they are overwhelmed, that is, [that] they shall perish, they call upon God, secure in their faith, their supplication, only to Him: ‘If (la-in: the lām is for oaths) You deliver us from these, terrors, we shall verily be of the thankful’, [of those] who affirm [Your] Oneness.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 21][AYAT 23]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
22of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=22&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#10:22

[010] Yunus Ayat 021

««•»»
Surah Yunus 21

وَإِذَا أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً مِنْ بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُمْ إِذَا لَهُمْ مَكْرٌ فِي آيَاتِنَا قُلِ اللَّهُ أَسْرَعُ مَكْرًا إِنَّ رُسُلَنَا يَكْتُبُونَ مَا تَمْكُرُونَ
««•»»
wa-idzaa adzaqnaa alnnaasa rahmatan min ba'di dharraa-a massat-hum idzaa lahum makrun fii aayaatinaa quli allaahu asra'u makran inna rusulanaa yaktubuuna maa tamkuruuna
««•»»
Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan Kami. Katakanlah: "Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)". Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu
««•»»
When We let people taste [Our] mercy after a distress that has befallen them, behold, they scheme against Our signs! Say, ‘Allah is more swift at devising.’ Indeed Our messengers write down what you scheme.
««•»»

Ayat ini menerangkan sifat-sifat orang-orang kafir pada umumnya dan sifat-sifat orang musyrik pada khususnya, bahwa bila Allah memberikan suatu kelapangan kepada mereka setelah menderita suatu kesukaran, kebahagiaan sesudah mereka sengsara, mereka tidak mengakui bahwa kelapangan dan kebahagiaan itu datangnya dari Allah, mereka tidak mensyukuri-Nya.

Apabila datang rahmat Allah kepadanya berupa hujan yang diturunkan dari langit, menumbuhkan tanam-tanaman, menghidupkan binatang ternak, mereka menyatakan bahwa itu adalah berkat berhala dan sembahan-sembahan mereka atau mereka mengatakan bahwa hujan itu turunnya secara kebetulan saja, karena musim hujan telah tiba. Jika mereka ditimpa kesukaran, kemudian kesukaran itu hilang maka mereka mengatakan bahwa kesukaran itu hilang semata-mata karena mereka sendiri adalah orang-orang yang pandai menghilangkan kesukaran dan termasuk orang-orang yang bernasib baik. Hal yang seperti ini telah dilakukan oleh Firaun dan kaumnya pada setiap mereka menerima azab Tuhan dan pada setiap mereka terlepas dari azab itu. Demikian pula telah dilakukan oleh orang-orang musyrik Mekah terhadap Nabi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya.

Diriwayatkan bahwa tatkala orang-orang Quraisy telah menyakiti Rasul sampai melampaui batas, Rasulullah saw. mendoakan kepada Allah agar orang musyrik ditimpakan azab berupa tahun kemarau seperti tahun kemarau yang terjadi pada Nabi Yusuf a.s. Maka mereka pun ditimpa musim kemarau yang sangat hingga mereka terpaksa memakan tulang dan bangkai sehingga penglihatan mereka berkunang-kunang dan berasap sebagai dilukiskan Allah dalam surat Dukhan ayat 10. Maka datanglah Abu Sufyan, pemimpin Quraisy kepada Muhammad saw., ia berkata: "Ya Muhammad, sesungguhnya engkau memerintahkan kepada kami mengadakan hubungan silaturahmi, dan sesungguhnya kaummu telah binasa, maka mohonkanlah kepada Allah agar mereka dilepaskan dari kesulitan itu." Maka Rasulullah berdoa kepada Allah, lalu hilanglah kesulitan dan malapetaka itu dan turunlah hujan. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibnu Mas'ud) Maka kemudian mereka pun kembali mengingkari Rasulullah dan memusuhinya.

Karena sikap mereka yang demikian itu, maka Allah memerintahkan kepada Rasulullah saw. menyampaikan peringatan kepada orang-orang musyrik itu: "Katakanlah kepada mereka hai Muhammad, bahwasanya Allah lebih cepat siksa-Nya dari tipu daya mereka, Allah telah menyiapkan azab-Nya yang akan ditimpakan kepada mereka sebelum mereka sempat mengatur siasat tipu daya untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin. Semua amalan manusia baik dan buruk akan dicatat oleh malaikat Hafazah yang telah ditugaskan Allah. Tidak ada satu pun yang tidak dituliskannya dan perbuatan manusia baik yang kecil maupun yang besar. Kemudian di akhirat nanti, tiap-tiap manusia akan memperoleh balasan segala perbuatannya itu. Perbuatan buruk dibalas dengan siksa neraka, sedang perbuatan baik dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.

Ayat ini mengisyaratkan bahwa semua pembicaraan manusia dicatat oleh malaikat Hafazah, dan adanya malaikat Hafazah itu ditegaskan oleh ayat ini.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan apabila Kami merasakan kepada manusia) kepada orang-orang kafir Mekah (suatu rahmat) berupa hujan dan kesuburan (sesudah datangnya bahaya) kesengsaraan dan kekeringan (menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam menentang tanda-tanda kekuasaan Kami) dengan memperolok-olokkannya dan mendustakannya. (Katakanlah,) kepada mereka ("Allah lebih cepat dalam membuat tipu daya") sebagai pembalasan dari-Nya. (Sesungguhnya utusan-utusan Kami) yaitu para malaikat (menuliskan tipu daya kalian) lafal tamkuruuna dapat dibaca dengan memakai huruf ta sehingga menjadi tamkuruuna, dapat pula dibaca dengan huruf ya sehingga bacaannya menjadi yamkuruuna.
««•»»
And when We made people, that is, the disbelievers of Mecca, taste of mercy, [of] rain and fertility, after adversity, misery and drought, that had afflicted them, behold! they have some plot concerning Our signs, in the way of mockery and denial. Say, to them: ‘God is swifter at plotting, at requiting; surely Our, guardian, messengers are writing down that which you are plotting’ (tamkurūn, is also read yamkurūn, ‘they are plotting’).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 20][AYAT 22]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
21of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=21&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#10:21