Sabtu, 25 Juli 2015

[010] Yunus Ayat 036

««•»»
[010] Yunus Ayat 036
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 35][AYAT 37]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
36of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=36&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:36

[010] Yunus Ayat 035

««•»»
Surah Yunus 35

قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ قُلِ اللَّهُ يَهْدِي لِلْحَقِّ أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمْ مَنْ لَا يَهِدِّي إِلَّا أَنْ يُهْدَى فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
««•»»
qul hal min syurakaa-ikum man yahdii ilaa alhaqqi quli allaahu yahdii lilhaqqi afaman yahdii ilaa alhaqqi ahaqqu an yuttaba'a amman laa yahiddii illaa an yuhdaa famaa lakum kayfa tahkumuuna
««•»»
Katakanlah: "Apakah di antara sekutu-sekuturmu ada yang menunjuki kepada kebenaran?" Katakanlah "Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran". Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?
««•»»
Say, ‘Is there anyone among your partners who may guide to the truth?’ Say, ‘Allah guides to the truth. Is He who guides to the truth worthier to be followed, or he who is not guided unless he is shown the way? What is the matter with you? How do you judge?’
««•»»

Sesudah itu Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah saw. untuk mengemukakan pertanyaan kepada mereka, adakah di antara tuhan-tuhan yang mereka sekutukan dengan Allah itu dapat memberikan petunjuk kepada jalan yang benar seperti yang diterima oleh hamba-hamba-Nya yang beriman.

Firman Allah swt.:
قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى
Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya kemudian memberinya petunjuk.
(QS. Thaaha [20]:50)

Hidayah yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya bermacam-macam:
  1. Hidayah yang diperoleh dengan naluri dan insting yang telah diciptakan oleh Allah pada diri manusia dan hewan.
  2. Hidayah yang dapat dicapai dengan pancaindra, seperti hidayah yang melalui pendengaran dan penglihatan.
  3. Hidayah yang dicapai dengan jalan berpikir dan mengambil petunjuk dari segala macam alat tersebut di atas.
  4. Hidayah yang diberikan Allah dengan melalui agama yang diperuntukkan bagi manusia secara keseluruhan yang kedudukannya sama dengan akal untuk masing-masing individu.
  5. Hidayah taufik yang dapat dicapai dengan kemauan untuk mencapai kebenaran.
Setelah orang-orang musyrikin tidak mampu memberikan jawaban bahwa tidak ada seorang pun di antara orang-orang musyrikin itu yang merasa dirinya mendapat petunjuk dari tuhan-tuhan yang mereka persekutukan dengan Allah, baik petunjuk yang harus diterima sebagai seorang makhluk atau pun agama yang mereka terima sebagai bimbingan hukum, maka Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah saw. untuk menjawab bahwa Allahlah Yang memberikan petunjuk kepada kebenaran. Baik petunjuk yang diberikan melalui utusan, petunjuk yang diberikan melalui kitab-kitab-Nya, petunjuk yang didapat oleh manusia karena diperintahkan oleh Allah untuk merenungi yang demikian dan memikirkan kejadian alam maupun petunjuk yang diberikan Allah melalui pancaindra.

Sesudah itu Allah swt. memerintahkan kepada Nabi saw. agar menanyakan kepada mereka: "Manakah yang lebih berhak untuk diikuti apakah Zat Yang memberikan petunjuk kepada kebenaran ataukah berhala-berhala yang tidak dapat memberikan petunjuk sedikit pun kepada mereka bahkan tidak dapat mengetahui dirinya sendiri. Mengapa mereka menerima pilihan serupa itu. Kalau mereka mempergunakan akal dan pikiran tentulah mereka akan memilih Zat Yang memberikan petunjuk-petunjuk kepada mereka, yaitu Allah swt. Karena tuhan-tuhan yang lain itu tidak dapat memberikan petunjuk apa-apa.

Di akhir ayat Allah swt. mencela perbuatan mereka apakah gerangan yang menimpa mereka, maka mereka menjadikan berhala-berhala itu sebagai perantara yang dapat menyampaikan ibadah mereka kepada Allah, padahal berhala-berhala itu bukanlah tuhan yang menciptakan, dan bukan yang memberi rezeki serta bukan pula tuhan yang memberi petunjuk. Maka mengapa mereka mengambil keputusan yang tidak adil yaitu menganggap tuhan-tuhan yang mereka persekutukan itu sebagai Tuhan Yang berhak disembah, berhak dimintai pertolongan tanpa izin dari Zat Yang menciptakan. Dari segi ini tampaklah kesesatan orang-orang musyrikin itu dan kejelekan tindakan mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah, "Apakah di antara sekutu-sekutu kalian ada yang dapat menunjuki kepada kebenaran?") dengan menegakkan hujah-hujah dan memberikan petunjuk (Katakanlah, "Allahlah yang menunjuki kepada kebenaran." Maka apakah Zat yang menunjuki kepada kebenaran itu) yang dimaksud adalah Allah (lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk) lafal yahiddiy asalnya yahtadii; artinya mendapat petunjuk (kecuali bila diberi petunjuk?) lebih berhak untuk diikuti? Kata tanya di sini mengandung makna mengukuhkan dan sekaligus sebagai celaan, makna yang dimaksud ialah bahwa yang pertamalah yang lebih berhak untuk diikuti (Mengapa kalian berbuat demikian? Bagaimanakah kalian mengambil keputusan) dengan keputusan yang rusak ini, yaitu mengikuti orang-orang yang tidak berhak untuk diikuti.
««•»»
Say: ‘Is there of those whom you associate [with God] one that guides to the truth?’, by [means of] setting up [definitive] arguments and creating guidance. Say: ‘God guides to the truth; is One Who guides to the truth — and this is God — more deserving of being followed, or one who does not guide, [one who] is not [himself] guided, unless he is guided?, more deserving of being followed? (the interrogative is meant as an affirmation and a rebuke, in other words, the former is more deserving). So what is wrong with you, how do you judge?’, [how do you make] this corrupt judgement, one where what does not deserve to be followed is followed?
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 34][AYAT 36]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
35of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=35&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:35

[010] Yunus Ayat 034

««•»»
Surah Yunus 34

قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ قُلِ اللَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
««•»»
qul hal min syurakaa-ikum man yabdau alkhalqa tsumma yu'iiduhu quli allaahu yabdau alkhalqa tsumma yu'iiduhu fa-annaa tu/fakuuna
««•»»
Katakanlah: "Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?" katakanlah: "Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali; maka bagaimanakah kamu dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?"
««•»»
Say, ‘Is there anyone among your partners who originates the creation and then brings it back?’ Say, ‘Allah originates the creation, then He will bring it back.’ Then where do you stray?
««•»»

Sesudah itu Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk menanyakan kepada mereka, adakah suatu di antara tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah itu baik berhala atau roh nenek moyang atau binatang-binatang atau planet-planet atau malaikat dan jin, ada yang berkuasa menciptakan makhluk, kemudian menghidupkan kembali sesudah makhluk-makhluk itu mati, sudah tentu mereka tidak akan dapat menjawab. Hal ini disebabkan mereka mengingkari terjadinya hari kebangkitan, hari mereka dihidupkan kembali dari alam kubur. Sesudah itu Allah swt. memberikan jawaban dengan perantaraan Rasul-Nya, bahwa yang berkuasa untuk memulai kehidupan hanyalah Allah dan Dia Yang berkuasa untuk memulai kehidupan atau mengembalikannya seperti keadaannya semula. Mereka tidak mau menerima agama yang benar, yaitu agama tauhid, mereka menyembah berhala dan patung-patung yang mereka lakukan karena kecenderungan jiwa mereka sendiri bukan karena terpaksa.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah, "Apakah di antara sekutu-sekutu kalian ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya atau menghidupkannya kembali?" Katakanlah, "Allahlah yang memulai penciptaan makhluk kemudian mengulanginya atau menghidupkannya kembali; maka bagaimanakah kalian dipalingkan?") dari menyembah Allah swt. padahal bukti-bukti yang menunjukkan Allah disembah sudah ada.
««•»»
Say: ‘Is there of those whom you associate [with God] one that originates creation, then recreated it?’ Say: ‘God originates creation, then recreates it. How then are you deviated?’, turned away from worshipping Him, despite proof having been established.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 33][AYAT 35]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
34of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=34&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:34

[010] Yunus Ayat 033

««•»»
Surah Yunus 33

كَذَلِكَ حَقَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِينَ فَسَقُوا أَنَّهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
««•»»
kadzaalika haqqat kalimatu rabbika 'alaa alladziina fasaquu annahum laa yu/minuuna
««•»»
Demikianlah telah tetap hukuman Tuhanmu terhadap orang-orang yang fasik, karena sesungguhnya mereka tidak beriman.
««•»»
Thus the word of your Lord became due against those who transgress that they shall not have faith.
««•»»

Sesudah itu Allah swt. memberikan ancaman kepada orang-orang yang fasik itu dengan ancaman yang tidak dapat diubah lagi karena mereka tidak mau beriman kepada agama yang diserukan oleh Rasul, yaitu agama tauhid dan meninggalkan pemujaan berhala-berhala.

Mereka itu tidak mau percaya kepada agama tauhid bukan karena terpaksa, akan tetapi atas dasar kemauan dan ikhtiar mereka sendiri karena mereka tidak mempunyai pandangan yang benar yang dapat melepaskan diri mereka dari belenggu kemusyrikan. Itulah sebabnya maka jiwa mereka tidak bisa diarahkan kepada pegangan yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang batil. Mereka telah jauh tenggelam dalam kekafiran, sedang mereka sendiri terlalu fanatik kepada kepercayaan nenek moyang mereka.

Firman Allah swt.:
إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ وَلَوْ جَاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ
Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu tidaklah akan beriman. Meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan hingga mereka menyaksikan azab yang pedih.
(QS. Yunus [10]:96,97)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Demikianlah) sebagaimana mereka berpaling daripada iman (telah tetap hukuman Rabbmu terhadap orang-orang yang fasik) yakni orang-orang kafir, seperti yang diungkapkan oleh firman Allah yang lain, yaitu: "Benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam..." (Q.S. Al-A`raf 18, Hud 119, As-Sajdah 32, Shad 85), atau hukuman Allah itu disebabkan (karena mereka tidak beriman.)
««•»»
Thus, just as those are turned away from faith so, the Word of your Lord is justified concerning those who are wicked, [those who] disbelieve, and this [Word] is [either] the verse, [Q. 32:13]‘Verily I shall fill Hell [with jinn and mankind, together]’, or it is [the following:] that they do not believe.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 32][AYAT 34]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
33of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=33&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:33

[010] Yunus Ayat 032

««•»»
Surah Yunus 32

فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلَالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
««•»»
fadzaalikumu allaahu rabbukumu alhaqqu famaatsaa ba'da alhaqqi illaa aldhdhalaalu fa-annaa tushrafuuna
««•»»
Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?
««•»»
That, then, is Allah, your true Lord. So what is there after the truth except error? Then where are you being led away?
««•»»

Kemudian Allah swt. mengisyaratkan kepada orang-orang musyrikin Mekah bahwa Zat yang mempunyai sifat-sifat yang telah disebutkan terdahulu ialah Allah Yang memelihara mereka, Dialah Tuhan Yang Hak, Yang Hidup dan menghidupkan. Dan Dialah Yang berhak untuk disembah. Dan Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar menyatakan kepada mereka bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah Yang mempunyai hak untuk mengatur segala urusan di dunia ini. Maka sikap orang yang menghambakan dirinya kepada Allah swt. berarti mereka telah menempuh jalan yang benar dan mendapat petunjuk-Nya, karena mereka menyembah Tuhan yang benar. Tetapi orang-orang yang menyembah tuhan-tuhan selain Allah, mereka itulah orang-orang yang sesat, karena mereka menyembah tuhan yang tidak berhak disembah yang mereka anggap sebagai perantara-perantara. Maka setiap orang yang menyembah tuhan-tuhan selain Allah mereka adalah orang-orang musyrik dan bergelimang dalam kebatilan serta terjerumus dalam lembah kesesatan.

Di akhir ayat Allah swt. menyalahkan perbuatan mereka mengapa mereka itu menyeleweng dari agama yang benar yaitu agama tauhid kepada agama yang batil seolah-olah mereka itu lari dari petunjuk Allah dan mencari jalan yang sesat, padahal mereka itu mengetahui bukti-bukti kebenaran adanya Allah Tuhan Yang sebenarnya. Dan apabila mereka telah mengetahui bukti-bukti adanya Allah Pencipta alam, maka seharusnyalah mereka tidak mau menyembah tuhan-tuhan yang lain. Sebab apabila terjadi demikian, berarti pengakuan mereka berbeda dengan perbuatan, dan apa yang tergambar dalam hati mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka yang demikian itu) Zat Yang menciptakan segala sesuatu itu (adalah Allah, Rabb kalian yang sebenarnya) yang tetap dan wajib kalian sembah (maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan) Istifham atau kata tanya di sini bermakna menetapkan; artinya tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan hanya kesesatan belaka. Barang siapa yang menyimpang dari kebenaran yaitu menyembah selain kepada Allah berarti ia terjerumus ke dalam kesesatan (Maka bagaimanakah) mengapa (kalian dipalingkan?) dari keimanan padahal bukti-bukti kebenaran telah cukup ada.
««•»»
That, Doer of all these things, then is God, your true, established, Lord: so what is there, after truth, except error? (the interrogative is meant as an affirmative, in other words, there is nothing after it [truth] other than that [error]; thus he who mistakes the truth, which is the worship of God, has fallen into error). How then are you turned away, from faith, despite the proofs having been established?
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 31][AYAT 33]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
32of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=32&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:32

[010] Yunus Ayat 031

««•»»
Surah Yunus 31

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمْ مَنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
««•»»
qul man yarzuqukum mina alssamaa-i waal-ardhi amman yamliku alssam'a waal-abshaara waman yukhriju alhayya mina almayyiti wayukhriju almayyita mina alhayyi waman yudabbiru al-amra fasayaquuluuna allaahu faqul afalaa tattaquuna
««•»»
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup {689} dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"
{689} Sebagian mufassirin memberi misal untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak ayam dari telur, dan telur dari ayam. dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran kekuasaan diantara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut hukum Allah.
««•»»
Say, ‘Who provides for you out of the sky and the earth? Who controls [your] hearing and sight, and who brings forth the living from the dead and brings forth the dead from the living, and who directs the command?’ They will say, ‘Allah.’ Say, ‘Will you not then be wary [of Him]?’
««•»»

Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar mengatakan kepada penduduk Mekah yang menentang: "Siapakah yang menurunkan rezeki dari langit dan siapa pula yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan di bumi yang beraneka macam untuk manusia atau pun binatang ternak mereka?"

Pertanyaan ini dimaksudkan agar supaya orang-orang musyrikin Mekah itu menyadari diri mereka sendiri dan ingat bahwa berhala-berhala itu sama sekali tidak sanggup menurunkan hujan dan menyadari bahwa yang menurunkan hujan itu ialah Allah swt.

Dan Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan mereka, sehingga dengan kedua indra itu mereka dapat mengenal alam semesta." Dengan demikian manusia dapat mendengar tutur kata orang yang dengan perantaraannya pula dapat menerima ilmu pengetahuan dan pengalaman. Demikian pula dengan penglihatannya manusia dapat melihat keindahan alam dan dapat menerima isyarat-isyarat yang dapat menuntun pikirannya untuk mengetahui penciptaan alam semesta.

Tanpa kedua indra ini, manusia tidak dapat mengetahui dengan sempurna keadaan alam dunia. Dua indra ini disebutkan dalam dua ayat ini karena kedua indra itulah yang menjadi alat untuk menerima ilmu pengetahuan, sehingga manusia mempunyai derajat lebih tinggi daripada hewan, karena meskipun hewan itu mempunyai pendengaran dan penglihatan, tetapi hewan itu tidak diberi akal oleh Allah swt. hingga binatang itu tidak dapat menerima ilmu pengetahuan.

Apabila manusia suka merenungkan siapa yang menciptakan kedua indra itu tentulah ia tidak ragu-ragu lagi bahwa tanpa berpikir panjang mereka dapat menemukan jawabnya. Dan apabila mereka menemukan jawabnya tentulah mereka akan mensyukuri nikmat Allah serta akan beriman dengan iman yang sebenar-benarnya dengan mengakui bahwa tiada Tuhan yang lain kecuali Zat Yang Berkuasa Yang menciptakan pancaindra itu.

Sesudah itu Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah untuk menanyakan kepada orang-orang musyrik: "Siapakah yang berkuasa menghidupkan dan mematikan, dan siapa yang menciptakan benda hidup dari benda mati dan menciptakan benda mati dari benda hidup?" Pertanyaan ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran mereka, bahwa hanya Allahlah yang menciptakan tumbuh-tumbuhan dari bumi yang mati setelah bumi itu diberi kehidupan oleh Allah dengan perantaraan air hujan.

Firman Allah swt.:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ
Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya.
(QS. Az Zumar [39]:21)

Tanda-tanda kehidupan pada setiap makhluk berbeda-beda. Sebagai tanda kehidupan pada tumbuh-tumbuhan ialah bahwa tumbuh-tumbuhan itu dapat tumbuh, sedang tanda kehidupan bagi binatang ialah bergerak dan bernafas. Kemudian tanda kehidupan serupa itu mudah dipahami dan diterima oleh akal manusia seimbang serta universal.

Tetapi bagaimanakah tanda-tanda kehidupan dari biji-bijian, baik biji-bijian tunggal atau pun berkeping dua, atau tumbuh-tumbuhan spora, dan bagaimana pula kehidupan dari ovum dan sperma, baik dari binatang atau manusia. Hal ini adalah suatu tanda yang sukar dibayangkan oleh manusia.

Oleh sebab itulah Allah swt. memberikan tamsil ibarat yang mudah dipahami yaitu mengeluarkan benda hidup dari benda mati dan sebaliknya bagaimana mengeluarkan benda mati dari benda hidup untuk menyatakan kekuasaan Allah menciptakan segala benda mati atau pun benda hidup dengan kekuasaan-Nya.

Apabila seseorang meneliti asal mula kejadian biji-bijian, spora, ovum dan sperma serta segala macam asal kehidupan, maka mereka akan sampai pada kesimpulan bahwa asal mula kehidupan makhluk yang ada di bumi, kesemuanya berasal dari benda mati. Sudah tentu pendapat ini berlawanan dengan pendapat para ahli biologi yang mengatakan bahwa segala jenis yang hidup tidak akan timbul kecuali dari yang hidup. Memang pendapat ini kelihatannya benar apabila kita tinjau dari siklus peredaran kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan, akan tetapi apabila ditinjau dari asal mula kejadiannya tentulah pendapat tadi tidak benar. Dan selanjutnya Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah saw. untuk menanyakan siapakah yang mengendalikan segala macam urusan makhluk di muka bumi ini? Pengendaliannya sangat mengagumkan. Segala macam kehidupan diatur dengan hukum-hukum yang serasi dan seimbang.

Maka bagi orang yang mau merenungkan hukum-hukum-Nya, ia akan memberikan jawaban dari semua pertanyaan bahwa yang menciptakan segala-galanya ialah Allah, Tuhan seru sekalian alam dan Dia pula yang menguasainya.

Di akhir ayat ini Allah swt. memerintahkan kepada Nabi saw. agar mengatakan kepada kaum musyrikin, mengapa mereka itu tidak memelihara diri mereka agar terlepas dari kesesatan? Apabila mereka suka memelihara diri mereka tentulah mereka tidak akan terjerumus kepada kemusyrikan dan menjadi penyembah-penyembah berhala. Sembahan-sembahan selain Allah itu sedikit pun tidak mempunyai kekuasaan untuk mendatangkan kemudaratan atau kemanfaatan kepada mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah,) kepada mereka ("Siapakah yang memberi rezeki kepada kalian dari langit) yaitu melalui hujan (dan bumi) yaitu melalui tumbuh-tumbuhan (atau siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran) lafal as-sam`u di sini bermakna al-asma`; artinya yang menciptakan pendengaran (dan penglihatan dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?") di antara makhluk semuanya. (Maka mereka katakan,) bahwa Dia ("Allah." Maka katakanlah,) kepada mereka ("Mengapa kalian tidak bertakwa.") kepada-Nya, oleh sebab itu berimanlah kalian.
««•»»
Say, to them: ‘Who provides for you, rain, out of the heaven, and, plants [out of], the earth, or Who owns hearing, meaning the ability to make hear, that is, the creation of this [faculty], and sight, and Who brings forth the living from the dead and brings forth the dead from the living, and Who directs affairs?’, between creatures? They will surely say, ‘It is He, God.’ Then say, to them: ‘Will you not then fear?’, Him, and believe?
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 30][AYAT 32]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
31of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=31&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:31

Senin, 08 Juni 2015

010] Yunus Ayat 030

««•»»
Surah Yunus 30

هُنَالِكَ تَبْلُو كُلُّ نَفْسٍ مَا أَسْلَفَتْ وَرُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ
««•»»
hunaalika tabluu kullu nafsin maa aslafat warudduu ilaa allaahi mawlaahumu alhaqqi wadhalla 'anhum maa kaanuu yaftaruuna
««•»»
Di tempat itu (padang Mahsyar), tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah Pelindung mereka yang sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan.
««•»»
There every soul will examine what it has sent in advance, and they will be returned to Allah, their real master, and what they used to fabricate will forsake them.
««•»»

Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa di padang Mahsyar nanti seluruh manusia akan dikumpulkan untuk menerima pembalasan terhadap perbuatan yang telah mereka lakukan. Tak ada seorang pun yang terlepas dari hukuman-Nya. Mereka yang berbuat kebajikan akan mendapat balasannya dan sebaliknya mereka yang berbuat kejahatan akan mendapat pula siksaannya. Kemudian urusan mereka akan dikembalikan kepada Allah karena Dialah yang paling berhak menentukan keputusan untuk mereka. Pada saat itu apa yang mereka harapkan agar memberikan syafaat, serta segala sesuatu yang dianggap dapat memberikan pertolongan, sia-sia belaka tidak suatu pun yang dapat memenuhi harapan mereka, apalagi akan menyelamatkan mereka dari siksaan yang akan menimpa.

Allah swt. berfirman:
يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِنَفْسٍ شَيْئًا وَالْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ
(Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.
(QS. Al Infitar [82]:19)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Di tempat itu) yakni pada hari itu (akan merasakan pembalasan) lafal tabluu berasal dari mashdar al-balwaa. Akan tetapi menurut qiraat lainnya dibaca tatluu berasal dari mashdar tilaawah; artinya dibacakan (tiap-tiap diri dari apa yang telah dikerjakannya dahulu) amal-amal perbuatan yang telah mereka kerjakan di dunia (dan mereka dikembalikan kepada Allah Pelindung mereka yang sebenarnya) pelindung yang hak dan yang selama-lamanya (dan lenyaplah) hilanglah (dari mereka apa yang mereka ada-adakan) terhadap Allah swt. yaitu berupa sekutu-sekutu yang mereka sembah itu.
««•»»
There, that is, on that day, every soul shall experience (tablū derives from balwā, ‘a trial’; a variant reading has tatlū, ‘it shall recite’, derived from tilāwa, ‘recitation’) what it did before, [what] it offered in the way of deeds, and they shall be returned to God, their rightful, [their] established, everlasting, Lord, and that which they were inventing, [of lies] against Him, in the way of associates, shall fail them, shall be absent [before them].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 29][AYAT 31]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
30of109
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=10&tAyahNo=30&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#10:30